Intisari-Online.com – Alkisah, ada seorang istri gembala sapi yang tinggal di sebuah dataran rendah. Ia hidup dengan menjual susunya kepada penduduk yang tinggal di sebuah kerajaan.
Seperti biasa, ia pergi untuk menjual susu sapi di kerajaan itu. Hari itu ada sebuah festival yang berlangsung di kerajaan. Hari berlalu dengan cepat. Ketika malam tiba, pintu-pintu gerbang kerajaan ditutup.
Ibu itu mengatakan kepada penjaga gerbang, “Anak saya di rumah dan ia kelaparan sejak pagi. Biarkan saya pergi. Kalau tidak, ia akan kelaparan.”
Namun, penjaga gerbang menjawab, “Sekali gerbang ditutup, maka hanya akan dibuka besok pagi. Ini adalah peraturan di sini. Jadi, saya tidak bisa membuka pintu gerbang ini.”
Istri gembala sapi itu mulai panik mengkhawatirkan anaknya. Hati ibunya menjadi tidak sabar untuk bersama anaknya. Satu-satunya cara lain agar bisa sampai ke rumah untuk menemui anaknya adalah melalui pegunungan di ujung kerajaan. Tapi jalan itu sangat berbahaya. Meski begitu, tanpa mempedulikan hidupnya, wanita itu tetap mengambil jalan memutar pegunungan yang berbahaya untuk pulang. Sesampainya di rumah, ia segera menarik napas lega sambil memeluk anaknya yang menangis.
Pagi harinya, Raja mendengar tentang insiden yang berani ini. Ia memanggil ibu yang berani itu dan memuji kasih keibuannya. Raja juga memberinya hadiah untuk menghormati keberaniannya.
Ini menunjukkan betapa kuatnya cinta seorang ibu. Mari kita lakukan bagian kita dan mencintai kehidupan kita dengan tulus.