Intisari-online.com - Pemerintahan Presiden AS Joe Biden pada (15/6) mengumumkan paket dukungan baru senilai 1 miliar dollar AS untuk Ukraina, termasuk banyak peralatan militer dan puluhan ribu artileri.
Namun pejabat Ukraina mengatakan itu masih belum cukup.
Ukraina menembakkan antara 5.000 dan 6.000 peluru per hari, kata wakil menteri pertahanan Ukraina, Hanna Maliar, dalam sebuah wawancara dengan Politico.
Itu berarti 36.000 cangkang dalam paket dukungan terbaru hanya bertahan selama seminggu.
Di sisi lain garis depan, Rusia juga menembakkan hampir dua kali jumlah 36.000 peluru yang diberikan AS kepada tentara Ukraina sehari.
"Tidak ada wilayah di Ukraina yang benar-benar aman. Tidak ada satu area pun yang tidak kebal terhadap serangan rudal Rusia" kata Maliar.
Tentara Rusia memulai tahap kedua operasi militer di wilayah Donbass secara perlahan, tetapi mulai membuat kemajuan yang signifikan.
Militer Rusia menembak tanpa henti di setiap titik militer yang dipegang oleh tentara Ukraina, baik di kota maupun di pedesaan.
Situasi di kota Severodonetsk berkembang semakin tidak menguntungkan bagi Ukraina, karena pasukan pertahanan mereka hanya menguasai kawasan industri di pinggiran.
Menurut Maliar, Rusia membanjiri pasukan pertahanan Ukraina dengan rasio 10:1 di medan perang.
Rusia telah mengerahkan sekitar 330.000 tentara untuk konflik di Ukraina, di mana 150.000 di antaranya bertempur di dalam Ukraina, menurut wakil menteri pertahanan Ukraina.
Source | : | Politico |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR