Sudah Ada 8 Kasus Terdeteksi di Indonesia, Menkes Prediksi Puncak Omicron BA.4 dan BA.5 pada Waktu Ini

Tatik Ariyani

Editor

(ilustrasi) Omicron BA.4 dan BA.5
(ilustrasi) Omicron BA.4 dan BA.5

Intisari-Online.com -Saat ini, secara keseluruhan terdapat delapan kasus mutasi virus corona subvarian Omicron BA.4 dan BA.5.

Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin menjelaskan, empat kasus tambahan pasien subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 yang terdeteksi di Jakarta terpapar melalui transmisi lokal.

Sebelumnya, pemerintah telah mendeteksi empat kasus subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 di Bali.

"Empat (transmisi lokal) terdeteksi di Jakarta dan satu terdeteksi di Bali tapi yang bersangkutan adalah tenaga media yang datang dari Jakarta. Jadi memang transmisi lokal ini sudah terjadi di Jakarta," ujar Budi dalam konferensi pers hasil evaluasi PPKM yang ditayangkan di YouTube Sekretariat Presiden, Senin (13/6/2022).

Kemenkes juga memprediksi kapan puncak Omicron BA.4 dan BA.5.

Menkes Budi Gunadi Sadikin memprediksi, puncak kasus virus corona subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 akan terjadi pada minggu kedua atau ketiga Juli.

Dia mengatakan, biasanya gelombang varian baru virus akan mencapai puncak sekitar satu bulan sejak kasus pertama ditemukan.

"Jadi seharusnya di minggu kedua Juli (atau) minggu ketiga Juli kita akan melihat puncak kasus dari BA.4 BA.5 ini," kata Budi usai rapat terbatas bersama presiden dan sejumlah menteri di Istana Negara, Jakarta, Senin (13/6/2022).

Budi mengatakan, sejumlah negara di dunia saat ini tengah mengalami kenaikan kasus Covid-19 yang disebabkan oleh subvarian BA.4 dan BA.5.

Di Indonesia, sejauh ini terdapat 8 kasus subvarian baru tersebut.

Dari jumlah itu, 3 di antaranya merupakan imported case atau kasus impor yang masing-masing berasal dari Mauritius, Amerika, dan Brazil.

Ketiga warga negara tersebut terdeteksi subvarian BA.4 dan BA.5 saat menghadiri acara Global Platform for Disaster Risk Reduction di Bali, 23-28 Mei 2022.

Kemudian, 5 kasus lainnya merupakan transmisi lokal, 4 terdeteksi di Jakarta, dan satu lainnya di Bali.

"Hasil pengamatan kami menunjukkan bahwa kasus konfirmasi memang terjadi di Jakarta, juga di daerah Jawa Barat, di Banten, dan di Bali. Tetapi kami akan terus memonitor kondisinya masih relatif baik dibandingkan dengan negara lain," ujar Budi.

Menurut hasil pengamatan, kata Budi, puncak dari penularan BA.4 dan BA.5 sekitar sepertiga dari puncak Delta dan Omicron.

Pasien BA.4 dan BA.5 yang dirawat di rumah sakit pun hanya sepertiga dari kasus Delta dan Omicron. Sedangkan kasus kematian subvarian BA.4 dan BA.5 sepersepuluh dari kasus kematian dua varian virus corona terdahulu itu.

"Jadi walaupun memang BA.4 dan BA.5 ini menyebabkan kenaikan kasus di beberapa negara di dunia, tetapi puncak dari kenaikan kasusnya maupun hospitalisasinya maupun kematiannya jauh lebih rendah dibandingkan Omicron yang awal," kata dia.

Kendati demikian, Budi mewanti-wanti seluruh pihak tetap waspada.

Ia mendorong masyarakat untuk segera mendapatkan vaksinasi booster atau dosis ketiga.

Warga juga diimbau untuk tetap memakai masker jika berada di kerumunan atau ruangan tertutup.

"Tidak ada ruginya kita bersikap hati-hati dan waspada," katanya.

Baca Juga: Kasus Covid-19 di Jakarta Naik Lagi, Pakar Sebut Subvarian Omicron BA.4 dan BA.5 Sebabnya, Ketahui Seluk Beluk Dua Subvarian Ini

Artikel Terkait