Intisari-Online.com – Seorang anak didiagnosis menderita diabetes. Dokter menganjurkan dengan ketat agar anak itu tidak makan permen atau gula.
Ibunya membujuk agar anaknya menghentikan makan permen atau apapun yang manis. Tapi ia gagal. Maka ia membawa anak itu ke seorang yang bijak yang sangat dihormati dan dipatuhi oleh semua orang.
Ibunya bertanya kepada orang bijak itu, “Anak saya menderita diabetes. Tolong berikan ia nasihat untuk menghentikan kebiasaannya memakan permen dan gula-gula.”
Orang bijak itu meminta ibu itu kembali bersama anak itu setelah dua minggu dan berjanji bahwa ia akan memberikan petunjuk yang diperlukan untuk anak itu. Ibu itu terkejut tetapi mengikuti arahan orang bijak itu. Ia kembali bersama anak itu setelah dua minggu. Orang bijak itu mengeluarkan peringatan keras dan anak itu langsung mengikuti perintahnya.
Karena penasaran, ibu itu bertanya kepada orang bijak mengapa ia tidak memberikan nasihat selama kunjungan pertama mereka.
“Itu sederhana,” kata orang bijak itu. “Ketika Anda datang pada saya pertama kali, saya sendiri mempunyai kebiasaan makan gula-gula dan permen. Kecuali saya mengubah kebiasaan saya dan berlatih ini sendiri, bagaimana saya bisa meminta orang lain untuk mengikuti nasihat saya?”
Kisah tadi mengingatkan kita bahwa contoh lebih baik daripada nasihat. Seorang pemimpin yang ideal adalah salah satu yang “tahu jalan, menujukkan jalan, dan berjalan di jalan itu.”
Seseorang yang memiliki kebiasaan merokok atau minum-minuman keras tidak memiliki kewenangan atau kredibilitas untuk meminta orang lain untuk menghentikan kebiasaan itu.
Masyarakat membutuhkan pemimpin yang kredibel yang mempraktikkan apa yang mereka kotbahkan.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR