Intisari-Online.com – Pada tahun 1850, Alexandre Dumas mengeluarkan karyanya, Le Vicomte de Bragelonne.
Buku itu mengisahkan seorang pria yang telah hidup berabad-abad sebelumnya, dipenjarakan di berbagai ruang bawah tanah selama tiga puluh tahun termasuk Pignerol dan Exilles, keduanya di Pegunungan Alpen Italia.
Kemudian pulau Sainte-Marguerite dekat Cannes, dan akhirnya berakhir di Bastille yang terkenal tempat di mana akhirnya dia meninggal.
Namun yang paling menonjol, sosok misterius itu dipaksa untuk hidup setiap saat setiap hari di dalam batas-batas yang menyesakkan dari topeng besi yang terpasang di wajahnya.
Dikisahkan bahwa topeng itu hanya bisa dilepas pada rasa sakit kematian, dan hanya memungkinkan gerakan berengsel di area mulut untuk memudahkan makan.
Pria itu bahkan tidak diizinkan untuk berbicara dengan sipir penjara, selain permintaan penting.
Legenda menyebutkan bahwa sipir berada di bawah perintah ketat untuk membunuh tahanan jika dia berani berbicara sebaliknya, dan tidak ada orang lain yang diizinkan untuk berbicara, mengakui, atau mengetahui identitas tahanan.
Lalu, siapakah pria di balik topeng besi itu?
Buku yang ditulis Dumas berbicara tentang legenda, melansir History of Yesterday, tetapi kisah para tahanan yang membuat penasaran penulis Prancis lain, seperti Voltaire, meneliti legenda-legenda itu.
Hasilnya, membuat legenda itu menjadi berdasarkan peristiwa nyata.
Apakah kebenaran di balik kisah itu, dan siapakah pemilik wajah di balik besi itu?
Diyakini bahwa tahanan itu ditangkap pada tahun 1669 dan tetap dipenjara sampai kematiannya pada tahun 1703.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR