Intisari-online.com - Perang Rusia-Ukraina telah menjadi kabar hangat dalam beberapa bulan terakhir ini.
Situasi ini telah membuat publik seluruh dunia menyoroti situasi di wilayah itu.
Ukraina terus digempur oleh Rusia, hingga mengakui kekalahan di beberapa wilayah, kondisinya pun bertambah rumit ketika sebagian wilayahnya memilih melepaskan diri.
Termasuk wilayah satu ini yang disebut memilih bergabung dengan Rusia ketimbang Ukraina.
Orang-orang di "daerah-daerah yang dibebaskan di Wilayah Zaporozhye" menginginkan referendum untukdicaplok Rusia sesegera mungkin, kata seorang walikota setempat pada (9/6).
"Penduduk di daerah yang dibebaskan ingin membuat keputusan sesegera mungkin, untuk menyuarakan pendapat mereka, karena mereka tidak ingin tetap berada di bawah rezim Kiev tetapi ingin menjadi keluarga yang bersatu dengan Rusia," walikota Melitopol Galina Danilchenko mengatakan di saluran TV Rossiya-24.
Walikota menegaskan pejabat lokal akan siap untuk referendum, tetapi sejumlah masalah teknis perlu diselesaikan, termasuk masalah konektivitas nirkabel.
Walikota Melitopol mengatakan bahwa "dengan menembaki daerah perbatasan untuk menghancurkan cadangan makanan, pihak berwenang Ukraina secara tidak sengaja mendorong rakyat untuk melakukan referendum".
Beberapa hari yang lalu, kepala administrasi militer-sipil Wilayah Zaporozhye, Yevgeny Balitsky mengatakan.
Kemungkinan wilayah tersebut akan bersiap dalam beberapa bulan ke depan untuk mengadakan referendum pada awal musim ini.
Menurut Balitsky, ia banyak mengadakan pertemuan dengan penduduk setempat, yang sebagian besar mendukung wilayah itu bergabung dengan Rusia.
Seorang anggota dewan pemerintah Wilayah Zaporozhye, Vladimir Rogov, mengatakan wilayahnya diperkirakan akan mencaplok Rusia sebagai bagian dari Distrik Federal Selatan.
Juga pada (9/6), Boris Rogov mengatakan kepada Tass bahwa warga Ukraina yang datang ke daerah yang "dibebaskan" di wilayah tersebut dapat mengajukan permohonan kewarganegaraan Rusia secara gratis.
Sebelumnya Rogov mengatakan populasi daerah yang "dibebaskan" di Zaporozhye berjumlah sekitar 1 juta orang.
Dan penduduk dari wilayah lain di Ukraina berbondong-bondong ke wilayah ini.
Sekitar 70% wilayah Wilayah Zaporozhye tidak lagi berada di bawah kendali Kiev, tetapi militer Ukraina masih menguasai ibu kota, di mana hampir separuh penduduk Zaporozhye tinggal.
Pada (25/5), Presiden Rusia Vladimir Putin menandatangani dekrit pelonggaran peraturan tentang pemberian kewarganegaraan Rusia kepada penduduk wilayah Zaporozhye dan Kherson di Ukraina.