Pada (6/6), Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengatakan dia senang ketika Inggris mengumumkan bahwa mereka akan menyediakan sistem M270, dengan jangkauan 80 km, jauh melampaui senjata yang digunakan Ukraina.
Tetapi selain senjata modern, masalahnya adalah tentara Ukraina perlu belajar bagaimana menggunakan senjata Barat secara efektif.
Tanpa pelatihan yang memadai, kasus seperti unit Sersan Pysanka cukup umum.
Beberapa analis memperingatkan bahwa Amerika Serikat dapat mengulangi kesalahan di Afghanistan, memasok militer Afghanistan dengan senjata yang tidak dapat dipertahankan tanpa dukungan logistik besar-besaran.
"Warga Ukraina sangat ingin menggunakan peralatan Barat, tetapi mereka membutuhkan pelatihan untuk memeliharanya," kata Michael Kofman, profesor pengetahuan Rusia di pusat penelitian CNA di Arlington, AS.
"Beberapa hal tidak bisa terburu-buru," tambahnya.
AS dan negara anggota NATO telah memberikan kursus pelatihan untuk tentara Ukraina, tetapi tidak pernah mengajarkan cara menggunakan senjata modern seperti artileri roket M142 HIMARS.
Solusi lain adalah AS dapat mengirim penasihat militer ke Ukraina untuk memantau dan membimbing unit militer Ukraina secara langsung.
Namun karena ingin menghindari konflik langsung dengan Rusia, pemerintahan Presiden Joe Biden tidak mau melakukan hal itu, terutama hanya menginstruksikan tentara Ukraina di negara ketiga seperti Polandia.
Seorang sersan Ukraina bernama Andriy Mykyta beruntung diajari oleh penasihat NATO cara menggunakan senjata anti-tank NLAW.
Saat ini, Mykyta harus bergerak di garis depan untuk mengajari rekan satu tim cara menggunakannya.
Rudal anti-tank NLAW dan Javelin AS memiliki mekanisme untuk melindungi penembak, di mana jika menembak terlalu dekat dengan target, ada risiko cedera pada pengguna karena daya rusak yang besar atau terkena serpihan.
Source | : | New York Times |
Penulis | : | Afif Khoirul M |
Editor | : | Afif Khoirul M |
KOMENTAR