Kakek Bijak dan Pencuri Pepaya (2)

Lila Nathania

Editor

Kakek Bijak dan Pencuri Pepaya (2)
Kakek Bijak dan Pencuri Pepaya (2)

Intisari-Online.com – Alkisah, hiduplah seorang kakek yang bijaksana di sebuah desa. Di depan rumahnya terdapat pohon pepaya yang lebat buahnya. Ia menunggu hingga buah-buah itu matang sebelum memanennya.

Suatu siang, datanglah dua orang pemuda ke rumah kakek itu. Sang kakek tidak bisa mengingat wajah keduanya sehingga bertanya, “Ada yang bisa saya bantu anak muda?” Dua pemuda itu kemudian berkata dengan wajah sedikit tertuntuk, “Maafkan kami. Kami berdua dulu adalah orang yang mengambil pepaya di halaman kakek.”

Setelah berkata begitu, dua pemuda ini mengulurkan satu tas penuh dengan buah-buahan. “Ini adalah tanda permintaan maaf kami. Kami menyesal telah mencuri pepaya kakek.” Kakek itu kemudian menjawab sambil tersenyum, “Tak mengapa nak. Saya justru heran, mengapa ketika saya sudah menyiapkan tangga, kalian tidak mengambil lagi buah-buah pepaya yang sudah matang itu?”

Dengan berpandang-pandangan, dua anak muda ini menjawab, “Sebenarnya setelah sukses mencuri untuk pertama kalinya, kami memang berencana untuk mencuri lagi. Namun ketika kami melihat adanya tangga di sebelah pohon itu, kami langsung mengurungkan niat. Kami malu dengan diri kami sendiri.”

Terkadang cara paling baik untuk mengingatkan orang lain yang berbuat salah bukanlah dengan hukuman. Teruslah bersikap ikhlas, sabar, dan bijak dalam hidup. Niscaya, segala hal dalam hidup kita akan dimudahkan dan tak ada lagi kemarahan serta dendam.