Intisari-Online.com - China tengah memperluas pengaruhnya di Pasifik.
Tak mau kalah, Amerika Serikat (AS) pun melakukan hal yang sama dan memastikan bahwa AS memiliki 'senjata ampuh' di Pasifik yang tak akan dimiliki China.
Saat ini, Menteri luar negeri China memulai tur Pasifik Selatan untuk mempromosikan kerja sama ekonomi dan keamanan.
Di saat yang sama, armada terkecil angkatan bersenjata AS berada di kawasan Pasifik untuk memperkuat komitmennya di kawasan.
Melansir 24h.com.vn, Jumat (3/6/2022), menanggapi permintaan Kepulauan Solomon, kapal patroli AS mengirim kapal patroli berkecepatan tinggi Myrtle Hazard untuk berpatroli di zona ekonomi eksklusif pulau itu setelah kapal Penjaga Pantai Solomon membutuhkan perbaikan.
Kapal patroli AS "membantu memenuhi misi yang diperlukan untuk memantau pengawasan maritim untuk mencegah penangkapan ikan ilegal, tidak diumumkan, dan tidak diatur di Kepulauan Solomon utara," kata Penjaga Pantai dalam sebuah pernyataan.
Myrtle Hazard hadir di wilayah tersebut sebagai bagian dari Operasi Blue Pacific.
Penjaga Pantai AS menyebutnya "misi multi-misi untuk mempromosikan keamanan, keselamatan, kedaulatan, dan kemakmuran ekonomi di Oseania dan memperkuat kemitraan kami".
Kepulauan Solomon adalah salah satu dari banyak negara kepulauan Pasifik yang didukung AS dalam patroli sebagai bagian dari Operasi Blue Pacific, bersama dengan Kiribati, Samoa, Fiji, Tonga, dan Papua Nugini.
Semua negara Pasifik tersebut juga merupakan perhentian selama kunjungan Menteri Luar Negeri China Wang Yi baru-baru ini.
Beijing mengusulkan perjanjian kerja sama ekonomi dan keamanan regional dengan sekitar selusin negara kepulauan Pasifik Selatan.
Konferensi yang dipimpin oleh Wang Yi awal pekan ini tidak dapat menyepakati kesepakatan, tetapi menteri luar negeri China tersebut menekankan bahwa kedua pihak telah mencapai "lima poin konsensus", seperti komitmen bersama untuk memperdalam hubungan, kemitraan strategis, dan mengejar tujuan bersama, tetapi tidak termasuk keamanan.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR