Amerika Jor-joran Gelontorkan Senjata Militer Canggih pada Ukraina, Tak Disangka Konsekuensi Ini Bakal Menanti, Interpol Langsung Beri Peringatan

Mentari DP

Editor

Senjata militer canggih dalam perang Rusia dan Ukraina.
Senjata militer canggih dalam perang Rusia dan Ukraina.

Intisari-Online.com - Ketika perang Rusia dan Ukraina dimulai, Barat yang dipelopori oleh Amerika Serikat (AS) langsung mengirimkan senjata ke Ukraina.

Tak tanggung-tanggung, senjata yang dikirim Amerika Serikat (AS) dan sekutunya ke Ukraina adalah senjata canggih yang mematikan.

Tidak heran Ukraina mampu menahan serangan Rusia atau malah menyerang balik dalamperang Rusia dan Ukraina.

Namun karena banyak senjata, ada beberapa kekhawatiran.

Misalnya Kepala Interpol telah memperingatkan bahwa senjata yang dikirim untuk membantu Ukraina dalam konflik mereka dengan Rusia pada akhirnya akan berakhir di tangan penjahat dan ekonomi tersembunyi global.

Dilansir dari express.co.uk pada Jumat (3/6/2022), oleh karenanya, Kepala Interpol Jürgen Stock telah mendesak sekutu untuk bekerja sama dalam pelacakan senjata dalam upaya untuk mengurangi ancaman tersebut.

Stock memberi tahu negara-negara anggota Interpol tentang fakta sejarah bahwa setelah berakhirnya perang, gelombang pasang senjata seperti senjata memasuki pasar internasional.

“Begitu senjata diam di Ukraina, senjata ilegal akan datang," ungkapStock.

"Kita mengetahui hal ini dari banyak teater konflik lainnya."

"Para penjahat bahkan sekarang, seperti yang kita bicarakan, fokus pada mereka."

Sejak awal konflik pada akhir Februari, sekutu Barat telah mengirim pengiriman senjata kelas militer kelas atas ke Ukraina.

Pada hari Selasa, Presiden AS Joe Biden mengumumkan dia akan mengirim bantuan lebih lanjut ke Ukraina dengan memasok Kyiv dengan sistem rudal dan amunisi canggih.

Namun ditakutkan kasusnya akan sama seperti yang terjadi saat pasukan AS diAfghanistan.

Menyusul pemindahan AS dari Afghanistan pada tahun 2021 setelah dua dekade konflik, peralatan militer canggih tingkat tinggi tertinggal yang diambil oleh Taliban.

“Kelompok kriminal mencoba untuk mengeksploitasi situasi kacau ini dan ketersediaan senjata, bahkan yang digunakan oleh militer dan termasuk senjata berat."

“Ini akan tersedia di pasar kriminal dan akan menciptakan tantangan."

“Tidak ada negara atau wilayah yang dapat menanganinya secara terpisah karena kelompok-kelompok ini beroperasi di tingkat global.”

Dia menambahkan: “Kita dapat mengharapkan masuknya senjata di Eropa dan sekitarnya."

“Kita harus waspada, dan kita harus mengharapkan senjata-senjata ini diperdagangkan tidak hanya ke negara-negara tetangga tetapi ke benua lain," tutupnya.

Baca Juga: Dibanggakan Setinggi Langit Oleh Vladimir Putin, Seluruh Batalion Pasukan Terjun Payung Rusia Malahan 'Dimusnahkan' Pasukan Zelensky, Puluhan Tentara Tewas

Artikel Terkait