Secara khusus, diplomat itu merujuk pada laboratorium yang didanai AS yang menjadi tuan rumah banyak negara pasca-Soviet di wilayah mereka.
Beroperasi di bawah payung Badan Pengurangan Ancaman Pertahanan Pentagon, mereka melakukan penelitian biologis.
Washington mengatakan jaringan itu jinak dan berfungsi untuk mendeteksi dan mengidentifikasi patogen yang muncul yang dapat menimbulkan ancaman bagi umat manusia.
Tetapi beberapa negara, termasuk Rusia, percaya bahwa itu adalah fasilitas penelitian senjata biologis rahasia.
Bukti sifat asli laboratorium itu ditemukan oleh militer Rusia selama invasinya di Ukraina, kata Lavrov, seraya menambahkan bahwa Moskow tidak akan membiarkan masalah itu bergeser.
“Eksperimen yang mereka lakukan di laboratorium itu. Kami telah lama curiga bahwa mereka tidak damai dan tidak berbahaya, ” katanya.
“Sampel patogen yang disimpan [di laboratorium Ukraina], dokumen menunjukkan dengan jelas karakter militer dari eksperimen. Dan dokumen menjelaskan bahwa ada lusinan laboratorium ini di Ukraina,” tambahnya.
Moskow ingin memperbarui Konvensi Senjata Biologis, sebuah perjanjian internasional tahun 1972 yang melarang penelitian, penimbunan, dan penggunaan senjata semacam itu dan yang ditandatangani oleh Rusia dan AS.
Perjanjian tersebut memiliki kelemahan besar dalam kurangnya mekanisme verifikasi, mirip dengan apa yang digunakan Badan Energi Atom Internasional atau Organisasi Pelarangan Senjata Kimia untuk memastikan kepatuhan di bidang non-proliferasi mereka.
AS telah menghalangi proposal untuk membangun mekanisme seperti itu selama lebih dari dua dekade, sejak 2001, Lavrov menekankan.
“Sekarang menjadi jelas bagi kami mengapa mereka mengambil posisi ini sambil menciptakan laboratorium biologi militer di seluruh dunia selama bertahun-tahun,” katanya.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR