Intisari-Online.com -Hal yang paling ditakutkan bagi penderita epilepsi untuk hamil adalah ketika terjadi kekambuhan di saat-saat genting, misalnya saat melahirkan. Hal ini bisa diantisipasi bila Anda memiliki cukup sistem dukungan selama menjalani kehamilan, memastikan persalinan berjalan dengan lancar dan setelah melahirkan.
Untuk menjalani kehamilan dan kemudian membesarkan anak dengan kondisi epilepsi, berikut ini hal-hal yang harus Anda hadapi, sesuaikan dan persiapkan.1. Lakukan perencanaan mendetail sebelum Anda dan pasangan memutuskan untuk hamil
Lakukan konseling sebelum pembuahan terjadi agar Anda siap menghadapi kehamilan dan pasangan Anda tahu apa yang harus dilakukan dengan kondisi ini. Banyaklah mengonsumsi asam folat dan obat epilepsi. Kenali juga berbagai komplikasi kehamilan yang dapat terjadi.
2. Saat hamil
Penderita epilepsi yang sedang mengandung diperbolehkan tetap mengonsumsi obat epilepsi di bawah pengawasan dokter dan dengan dosis yang dikontrol. Penderita epilepsi beserta keluarga juga perlu mengenali berbagai risikonya bagi kehamilan jika kejang terjadi selama kehamilan sekaligus memahami cara mengurangi kejang terjadi selama kehamilan.
3. Saat persalinan
Dokter akan perlu melakukan konsultasi dengan Anda untuk mengenali berbagai risiko terjadinya kejang saat dorongan kelahiran dimulai dan saat persalinan berlangsung. Konsumsi obat penghilang rasa sakit juga memiliki risikonya sendiri saat persalinan bagi pengidap epilepsi dan penderita perlu memahami hal ini.
4. Setelah selesai bersalinIbu baru harus memahami risiko memberikan ASI dengan kondisi epilepsi yang diderita. Selain itu, karena ada anggota keluarga baru yang perlu perlindungan dan penjagaan serta pengawasan yang lebih dekat, penderita epilepsi harus banyak bekerja sama dengan keluarga dan pasangan, memastikan bayi tidak berduaan dengan penderita epilepsi. Para ibu baru juga harus waspada terhadap depresi pasca melahirkan yang tetap rentan dialami.
Ditinjau oleh : dr. Deffy Leksani Anggar Sari
Sumber: Meetdoctor.com