Intisari-Online.com - Sebuah penelitian di Inggris mengatakan, tak ada anak, tak ada masalah. Great Britain's Understanding Society menemukan bahwa kebahagiaan dalam pernikahan menurun seiring dengan bertambahnya usia. Pasangan suami istri yang sudah tua kurang memberi kepuasan daripada pasangan yang lebih muda. Sementara, pasangan muda tanpa anak lebih bahagia dibandingkan pasangan lainnya. Benarkah demikian?
Penelitian ini dilakukan dengan melibatkan survei kehidupan 40.000 rumah tangga melalui wawancara tahunan dengan 100.000 orang dari segala usia untuk dua dekade mendatang.
Informasi yang mereka kumpulkan sejauh ini mengatakan bahwa pernikahan bahagia berada di bawah usia lima tahun pernikahan dan terjadi antara pasangan berpendidikan tinggi tanpa anak di mana orang itu memiliki pekerjaan. Itu berarti pasangan muda tanpa anak lebih bahagia dibandingkan pasangan pernikahan lainnya. Mengapa? Karena mereka belum memiliki anak sehingga tak ada masalah atau kesulitan biaya apapun.
Pasangan kumpul kebo kurang bahagia daripada pasangan muda yang secara resmi menikah. Namun jangan khawatir, jika kamu pasangan pernikahan yang usia pernikahannya lebih dari setengah usiamu dan telah membesarkan anak-anak. Itu tandanya, kamu sudah melewati masa terburuk pernikahan, yang terjadi ketika anak-anak masih bersekolah atau belum sekolah. Tidak heran dalam laporan tersebut mengatakan, pasangan menyatakan kepuasan yang lebih besar setelah anak bungsu mereka dibesarkan.
Penelitian ini juga dapat berfungsi untuk pasangan muda melihat hal-hal secara realistis bahwa pernikahan sebagai kebahagiaan, terlebih saat bisa mempertahankan itu lebih dari lima tahun karena membutuhkan pengorbanan dan kesulitan. (Yourtango.com)