Advertorial
Intisari-Online.com – Rusia telah dituduh menggunakan bom cluster dalam perang Rusia dan Ukraina.
Jika terbukti benar Rusia menggunakan bom cluster dalam perang Rusia dan Ukraina, maka Pengadilan Kriminal Internasional (ICC) akan membuka penyelidikan atas kemungkinan kejahatan perang.
Mengapa penggunaan bom cluster dalam perang dilarang dan dianggap kejahatan perang?
Menurut Sam Cranny-Evans, seorang analis riset di Royal United Services Institute, sebuah think tank pertahanan, bom cluster adalah roket atau rudal yang menyebarkan sejumlah besar bahan peledak kecil.
Biasanya mereka ditembakkan dari tanah, dan ketika proyektil mencapai sasarannya, ia membuka dan menyebarkan semua bomnya.
Penggunaan bom cluster telah dikritik oleh kelompok hak asasi manusia dan beberapa pemerintah.
Ini karena ketika bom dilepaskan, mereka menyebar ke area yang luas. Sehingga berpotensi membahayakan orang-orang di dekatnya.
Apalagi ada juga bahaya setelahnya.
Dilansir dari bbc.com pada Minggu (8/5/2022), menurut Mr Cranny-Evans, peluncur roket dapat menyebarkan hingga 7.000 bom cluster dan biasanya sekitar 2% di antaranya tidak meledak.
Tapi bom-bom yang tidak meledak ini dapat membunuh atau melukai warga sipil lama setelah konflik berakhir, dan susah untuk disingkirkan.
Lebih dari 100 negara adalah bagian dari perjanjian internasional yang melarang pembuatan atau penggunaan senjata ini.
Tetapi Rusia dan Ukraina tidak menandatangani dan keduanya memiliki munisi bom cluster.
Juru bicara Kremlin Dmitry Peskov membantah penggunaan senjata ini pada hari Selasa.
Tipe bom cluster
Bom cluster dasar terdiri dari cangkang berongga dan kemudian dua hingga lebih dari 2.000 submunisi atau bom yang terkandung di dalamnya.
Beberapa jenis adalah yang dirancang untuk disimpan oleh pesawat setelah melepaskan amunisinya.
Submunisi itu sendiri dapat dilengkapi dengan retarder parasut kecil atau pita untuk memperlambat penurunan mereka.
Sementara bom cluster modern dapat berupa senjata multiguna yang berisi kombinasi amunisi anti-armor, anti-personil, dan anti-materi.
Tujuannya bisa banyak, seperti untuk menyerang baju besi, untuk menyerang infanteri, material, dan kendaraan ringan.
Atau mungkin juga memiliki fungsi pembakar.
Beberapa amunisi juga ada yang secara khusus ditujukan untuk penggunaan anti-tank dapat diatur untuk menghancurkan diri sendiri jika mencapai tanah tanpa menemukan target.
Secara teoritis mengurangi risiko kematian dan cedera warga sipil yang tidak diinginkan.