Intisari-online.com - Surat kabar Rusia RT, mengutip stasiun radio Polandia Polskie, melaporkan pada (29/4) bahwa Warsawa telah memberikan bantuan militer kepada negara tetangga Ukraina.
Nilainya sekitar 7 miliar Dollar ASsejak 24 Februari.
Jumlah ini bahkan melampaui AS, yang disebut-sebut sebagai pemimpin dunia dalam bantuan militer ke Ukraina.
Tak hanya jumlah gelontoran senjata, rupanya Polandia juga memiliki kepentingan khusus di Ukraina.
Intelijen yang dikumpulkan oleh Rusia menunjukkan bahwa Polandia dan Amerika Serikat berencana untuk mengirim pasukan ke Ukraina barat, kata Sergey Naryshkin, direktur Badan Intelijen Luar Negeri Rusia, menurut RT.
Tahap pertama dari rencana itu termasuk kedatangan pasukan Polandia di Ukraina sebagai "penjaga perdamaian" melawan "agresi Rusia", Naryshkin menambahkan.
Rencana rinci saat ini sedang dibahas oleh AS dan Polandia, menurut Naryshkin.
Misi ini dapat dilakukan oleh Polandia tanpa otorisasi NATO dan hanya oleh negara-negara sukarelawan.
Menurut Naryshkin, saat ini tidak ada negara di Eropa yang ingin berpartisipasi dalam rencana ini.
Naryshkin menyatakan kecurigaan bahwa pasukan Polandia, jika dikerahkan, hanya akan ada di daerah-daerah di mana tidak ada pasukan Rusia.
Menurut intelijen Rusia, ini adalah cara Polandia untuk memperluas pengaruhnya dengan Ukraina dan dalam jangka panjang secara bertahap mendominasi pemerintah Kiev.
Jika terjadi konflik berkepanjangan yang memecah Ukraina, Polandia dapat menguasai wilayah Ukraina barat, seperti yang terjadi selama Perang Dunia I, kata intelijen Rusia.
Setelah Perang Dunia II, beberapa wilayah Polandia yang berbatasan dipindahkan ke Ukraina (saat itu bagian dari Uni Soviet).
Sebagai imbalannya, Polandia menguasai beberapa tanah yang pernah menjadi milik Jerman, menurut RT.
Stanislaw Zaryn, juru bicara Menteri Dalam Negeri Polandia Mariusz Kaminski, pada 28 April membantah laporan bahwa Warsawa berencana untuk menguasai Ukraina barat.
"Tuan Naryshkin menyebarkan disinformasi sebagai bagian dari kampanye propaganda Rusia," kata Zaryn.
Zaryn mengatakan tujuan Rusia adalah untuk mengikis hubungan antara Polandia dan Ukraina, menggambar skenario di mana "Barat mengambil tindakan agresif terhadap Rusia dan melihat Polandia sebagai provokator konflik."