Intisari-Online.com - Peribahasa "Setinggi-tingginya terbang bangau hinggapnya ke pelimbahan juga", bisa jadi begitu melekat pada chef kelahiran Manado ini. Petty Elliott sudah melanglang buana ke berbagai negara di dunia. Namun, cita rasa masakan khas Manado tetap menjadi favoritnya.
Bagi pecinta kuliner nusantara, nama Petty Elliott mungkin sudah tidak asing lagi. Namanya kerap muncul di kolom masakan beberapa majalah nasional ternama. Lebih dari sepuluh tahun ia menggeluti hobinya sebagai food writer hingga saat ini.
Tak hanya itu, keterampilannya memasak pun sudah diakui tak hanya di Indonesia. Berbagai negara telah merasakan kemahirannya mengolah berbagai rempah asli Indonesia menjadi hidangan berkelas internasional.
Ia berpandangan untuk menduniakan hidangan khas Indonesia maka harus disesuaikan dengan standar internasional. Oleh karena itu, hingga kini ia memilih menyajikan hidangan khas nusantara dengan sentuhan modern cuisine karena mudah diterima di kalangan internasional.
Pernikahannya dengan ekspatriat membawanya tinggal beberapa tahun di Inggris. Di sana ia mulai tertarik dan mempromosikan kuliner Indonesia.
Petty sempat memperoleh posisi keempat di daratan Inggris Timur dalam ajang MasterChef yang diadakan BBC pada tahun 2001. Hingga kini ia kerap diundang ke berbagai negara untuk terus memperkenalkan kuliner Indonesia.
Sempat pula menuangkan kecintaannya terhadap hidangan nusantara dalam sebuah buku yang diterbitkan pada tahun 2009, berjudul "Papaya Flower – Manadonese Cuisine, Provincial Indonesian Food". Buku tersebut berisi resep-resep khas Manado dalam bahasa Inggris. Selain itu masih banyak lagi jejak karir kulinernya di kancah Internasional.
Meski jam terbangnya tinggi di luar negeri, dirinya mengatakan makanan khas Manado lah yang sampai saat ini paling favorit baginya.
“Dari semua kuliner, masakan Manado tetap paling enak,” ujarnya kepada KompasTravel saat ditanya perihal kuliner dunia yang paling disukai, seusai media tasting Charity Dinner di Ritz Calton Jakarta, Pasific Place, Selasa (2/5/2016).
Petty mengatakan selama ia berkelana keliling dunia makanan yang terenak baginya ialah makanan dari masa kecilnya. Ia menyebutnya sebagai “makanan yang mendewasakan". Selain karena terbiasa, menurutnya juga karena makanan tersebut terpatri di memori sejak kecil.
Tempat kuliner di Manado yang membuatnya selalu kangen akan cita rasa masakan Manado ialah salah satu restoran di resor kecil bernama Gardenia. Bertempat di dataran tinggi Tomohon, restoran tersebut memproduksi sendiri bahan-bahannya, menanam bahan alamnya sendiri.
Ayam Tuturuga, Ayam Woku, Cakalang Garo Rica, Bubur Tinutuan dan masih banyak lagi kuliner khas Manado yang tersohor. Meski begitu ia mengatakan dalam mempromosikan kuliner Indonesia tidak pandang bulu.
“Indonesia bukan hanya rendang, setiap daerah punya keunikannya. Masakan Manado, Aceh, Padang, Betawi, masing-masing keunikan itu yang harus kita promosikan sebenarnya,”ujar Petty.
(Muhammad Irzal A/kompas.com)