Intisari-Online.com - Di bawah pemerintahan kaisar yang satu ini, Dinasti Song semakin melemah, bahkan ia harus melarikan diri ketika negaranya hancur.
Tapi, ia justru menjadi salah satu kaisar China paling terkenal dan meninggalkan jejak hingga sekarang.
Dia adalah Kaisar Huizong, kaisar kedelapan dari Dinasti Song Cina yang memerintah antara tahun 1100 hingga 1126.
Kehidupan pribadinya dihabiskan di tengah kemewahan, kecanggihan dan seni tetapi berakhir dengan tragedi.
Melansir chinaculture.org, Kaisar Huizong tidak diragukan lagi jauh dari model kaisar. Dia mengabaikan tentara sementara Song China menjadi semakin lemah dan di bawah belas kasihan musuh asing.
Pada awal tahun 1126, dinasti Jin, musuh kuat dari utara, menyerang Kaifeng, ibu kota Kekaisaran Song. Terserang panik, Huizong melarikan diri.
Berkat pejabat pemberani yang menemukan keberanian untuk tidak mengikuti pemimpin mereka, dinasti Jin tidak berhasil menduduki kota Kaifeng yang dibentengi dengan baik.
Tetapi, rezim Song dipaksa untuk menandatangani beberapa perjanjian yang memalukan dan memberikan upeti kepada atasan Jin.
Akhirnya Jin mengambil alih ibukota, menangkap Huizong dan sebagian besar istananya.
Sementara putra Huizong, yang kemudian lebih dikenal sebagai Kaisar Gaozong, berhasil melarikan diri dan mendirikan dinasti Song selatan yang ibu kotanya adalah kota Hangzhou.
Huizong meninggal di penangkaran, menjadi tawanan, dalam kemiskinan total di daerah terpencil Manchuria utara.
Dia menghabiskan 9 tahun terakhir hidupnya yang tragis.
Menjadi kaisar yang gagal total memerintah Dinasti Song, sosok Kaisar Huizong dikenal karena keberhasilannya dalam hal lainnya.
Dia dikenal sebagai salah satu pelindung seni terbesar yang pernah dimiliki bangsa mana pun.
Tidak hanya pelindung seni yang hebat tetapi tanpa diragukan lagi dia sendiri merupakan seorang seniman hebat.
Kaisar Huizong unggul dalam melukis burung dan bunga dan juga menghasilkan puisi yang layak.
Baca Juga: Begini Cara Hitungan Weton Jodoh Menurut Primbon Jawa, Cukup Gunakan Nilai Neptu
Lukisannya dianggap sebagai mahakarya terbesar Tiongkok yang masih ada dan reproduksinya yang bagus dari 'Court Ladies Mempersiapkan Sutra Tenunan Baru' karya Zhang Xuan adalah satu-satunya salinan yang masih ada dari mahakarya Tang yang agung ini.
Kaligrafinya yang unik menjadi gaya independen yang dikenal sebagai gaya "Slender Gold" (Shou Jin Ti).
Nama "Slender Gold" berasal dari fakta bahwa tulisan Huizong menyerupai filamen emas, dipelintir dan diputar.
Gaya kaligrafi tersebut merupakan penyimpangan tajam dari apa pun yang terlihat sebelumnya.
Huizong mungkin tidak terlalu berani di medan pertempuran, tetapi ia memiliki keberanian untuk berinovasi di bidang estetika.
Kaligrafinya, bahkan lebih terkenal daripada lukisannya, sangat tidak konvensional dan begitu orisinal.
Baca Juga: Tidak Hanya Prasasti, Ini Enam Peninggalan Kerajaan Kutai yang Lain
(*)