Intisari-Online.com— Pengetahuan yang kurang soal gangguan mental seringkali memunculkan stigma negatif bagi orang-orang yang mengidapnya di mata masyarakat. Stigma-stigma itu tentunya perlu dirubah, 11 buku ini akan merubah pandangan kita soal gangguan mental, informasi di dalamnya bisa membantu melawan prasangka dan stigma yang ada di masyarakat. Selain informatif, buku-buku ini juga bacaan yang menarik dan menghibur.
1. The Noonday Demon - Andrew Solomon
Buku pertama dari 11 buku yang akan merubah pandangan kita soal gangguan mental adalah The Noonday Demon, dalam buku ini Andrew Solomon menceritakan pengalaman pribadinya hidup dengan depresi sekaligus memberikan penjelasan yang lengkap mengenai depresi itu sendiri. Buku ini menerima National Book Award pada tahun 2001 dan termasuk dalam finalis Pulitzer Prize untuk kategori buku nonfiksi pada tahun 2002.
2. The Silver Linings Playbook - Matthew Quick
Novel menghibur karangan Matthew Quick ini menceritakan tentang Pat, seorang guru muda yang baru saja keluar dari rumah sakit jiwa. Ia bertemu dengan Tiffany, perempuan yang baru saja menjanda dan mengajak Pat untuk mengikuti kontes dansa dengannya. The Silver Linings Playbook menggambarkan bagaimana rasanya hidup dengan depresi, kecemasan dan mood swings dengan cara yang menhibur sekaligus mengharukan. Pada tahun 2012, buku ini diadaptasi menjadi film layar lebar berjudul sama.
3. Your Voice in My Head: A Memoir - Emma Forrest
Dalam memoir ini, Emma Forrest, seorang jurnalis asal Inggris menceritakan kisah hidupnya yang mengalami depresi, self-destructive behavior dan percobaan bunuh diri. Buku ini mengundang para pembacanya untuk merefleksikan hubungan mereka dengan diri mereka sendiri.
4. My Age of Anxiety : Fear, Hope, Dread, and the Search for Peace of Mind - Scott Stossel
Jurnalis asal Amerika, Scott Stossel dengan berani menceritakan episode kecemasan akutnya di buku ini disertai dengan informasi yang lengkap mengenai gangguan kecemasan.
5. The Bell Jar - Sylvia Plath
Diterbitkan pada tahun 1963, The Bell Jar merupakan salah satu buku dengan topik depresi yang paling menonjol. Novel semi-autobiografi ini mengisahkan seorang penulis muda bernama Esther Greenwood yang hidup dengan depresi dan berjuang untuk beradaptasi dengan kehidupan barunya sebagai jurnalis di New York. Sebulan setelah buku ini diterbitkan, Sylvia Plath meninggal dengan cara bunuh diri di usianya yang ke-30. (huffingtonpost.com)