Intisari-Online.com - Pernah menjadi salah satu negara terkuat di dunia, Uni Soviet sering memberikan kesempatan kepada wanita untuk memegang posisi tinggi.
Salah satunya Uni Soviet mengizinkan wanita untuk bertarung di garis depan beberapa dekade sebelum negara-negara di Barat mempertimbangkannya.
Di antaranya wanita itu adalah salah satu penembak jitu (sniper) paling sukses dari Perang Dunia II, Lyudmila Pavlichenko.
Dilansir dari thevintagenews.com pada Jumat (22/4/2022), Perang Dunia II di Front Timur adalah pengalaman yang jauh berbeda dari yang di Barat.
Pertama, Hitler bertekad untuk membunuh atau memperbudak semua orang Slavia di Eropa Timur dan Uni Soviet.
Akibatnya, diperkirakan 20 juta warga Uni Soviet kehilangan nyawa mereka – sebagian besar bukan tentara.
Ribuan desa dihancurkan dan kota-kota dihancurkan.
Diyakini bahwa setiap keluarga di Uni Soviet kehilangan seseorang dalam perang.
Oleh karena itu, tidak mengherankan jika wanita memainkan bagian integral dalam upaya perang.
Tentara Merah mencakup sekitar 350.000 hingga 400.000 wanita yang bertempur di garis depan atau di atasnya untuk Angkatan Udara Merah.
Sejumlah wanta lain yang tak terhitung jumlahnya bertempur dengan para partisan di belakang garis musuh.
Lyudmila Pavlichenko adalah salah satunya, dan dia menjadi pahlawan nasional.
Penulis | : | Mentari DP |
Editor | : | Mentari DP |
KOMENTAR