Advertorial

Ada Pesan Mengejutkan tentang Kematian dari Ilmuwan yang Berusia 104, Apa Itu?

Muflika Nur Fuaddah
Moh. Habib Asyhad
Muflika Nur Fuaddah
Moh. Habib Asyhad

Tim Redaksi

Ahli botani dan ahli ekologi, yang dianggap sebagai ilmuwan tertua di negara itu, mengatakan bahwa ia telah hidup terlalu lama.
Ahli botani dan ahli ekologi, yang dianggap sebagai ilmuwan tertua di negara itu, mengatakan bahwa ia telah hidup terlalu lama.

Intisari-Online.com- Api di ujung lilin yang tertancap pada kue telah menandai hari perayaan ulang tahun yang ke 104 seorang ilmuwan.

David Goodall mendengarkan dengan khidmat saat saat orang-orang yang dicintainya mulai bernyanyi 'selamat ulang tahun.'

Lalu dia mengambil napas, membuat permohonan dan meniup api.

Tapi perayaan ulang tahunnya di Perth, Australia, ini tidak dirayakan oleh Goodall dengan sepenuh hati.

Baca Juga:Mengharukan, Diadopsi Keluarga Belanda 40 Tahun Lalu, Laki-laki Indonesia Ini Akhirnya Bertemu Ibu Aslinya

Ahli botani dan ahli ekologi, yang dianggap sebagai ilmuwan tertua di negara itu, mengatakan bahwa ia telah hidup terlalu lama.

Lebih lanjut dia juga mempunyai pesan yang mengejutkan, yakni bahwa dia siap mati.

"Saya menyesal telah mencapai usia setua ini. Saya lebih suka untuk menjadi 20 atau 30 tahun lebih muda," katanya sebagaimana dilansir pada Science Alert (2/5/2018).

Ketika ditanya apakah dia bahagia dengan perayaan ulang tahun itu, dia menjawab:

Baca Juga:10 Fakta Wanita Jepang: Mereka Lebih Suka Dipacari Pria Indonesia Dibanding Pria Jepang Sendiri

"Tidak, saya tidak bahagia. Saya ingin mati."

Godall juga menjelaskan bahwa keinginannya itu bukan sebuah ungkapan murung atau kesedihan, namun memang sesuatu yang sudah seharusnya.

"Orang tua seperti saya harus memiliki hak kewarganegaraan penuh, termasuk hak untuk membantu bunuh diri," tambah pria berusia 104 tahun itu.

Karena keinginan itu, minggu ini Goodall diatur untuk melakukan perjalanan lebih dari 12.000 km ke Swiss.

Baca Juga:Ketika Cewek Punk Memutuskan untuk Berjilbab Meski Tato di Dahinya Terus Menjadi Sorotan

Swiss, seperti kebanyakan negara lain, belum melegalkan praktik bantuan bunuh diri.

Namun dalam beberapa kasus tertentu, hukum di Swiss tidak melarangnya.

Itu membuat Goodall berencana untuk mati di Swiss.

Selama dua dekade terakhir, Goodall telah menjadi anggota Exit International.

Baca Juga:Fakta Mencengangkan: Wanita Jepang Banyak yang 'Jomblo' Namun yang Masih Perawan Makin Tipis!

Yakni sebuah organisasi nirlaba yang berbasis di Australia yang mengadvokasi legalisasi euthanasia.

Euthanasia adalah istilah untuk tindakan sengaja untuk mengakhiri hidup seseorang yang sangat sakit dan menderita.

Di sebagian besar negara, euthanasia dan bunuh diri yang dibantu dokter adalah ilegal.

Namun beberapa negara, termasuk Belgia, Luksemburg, dan Belanda telah melegalkan satu atau kedua praktik tersebut.

Baca Juga:Bukan Isapan Jempol Belaka, Rupanya Begini Cara Mudah Menjual Racun Kalajengking Agar Cepat Kaya!

Selama bertahun-tahun, Australia telah melarang praktik semacam itu, tetapi pada bulan November, negara bagian Victoria menjadi negara pertama yang mengeluarkan RUU euthanasia.

Peraturan itu diharapkan sudah akan dapat diberlakukan pada tahun 2019 mendatang.

Sehingga memungkinkan pasien yang sakit parah untuk mengakhiri hidup mereka.

Goodall mengatakan dia yakin sudah waktunya untuk mati.

Baca Juga:Ketika 5 Pria dan Wanita Berterus Terang Mengapa Mereka Berselingkuh: Tidak Semua Berkaitan dengan Urusan Seksual

Namun undang-undang baru di negaranya itu pun tidak berguna baginya.

Hal itu karena euthanasia hanya berlaku bagi mereka yang sakit parah.

Sementara faktanya sampai tahun-tahun belakangan ini, Goodall tampak sehat-sehat saja.

"Mati adalah bagian dari kehidupan," kata Goodall.

Baca Juga:Inilah Penyebab Jatuhnya Pesawat-pesawat Militer Rusia di Suriah, Sungguh di luar Dugaan!

Artikel Terkait