Intisari-Online.com - Mengapa Selat Malaka mempunyai peranan penting pada masa Kerajaan Sriwijaya?
Kerajaan Sriwijaya merupakan kerajaan bercorak Buddha yang didirikan pada abad ke-7 oleh Dapunta Hyang Sri Jayanasa.
Kerajaan ini juga dikenal sebagai kerajaan maritim yang banyak memberikan pengaruh di nusantara.
Salah satu yang menonjol dari Kerajaan Sriwijaya hingga mencapai kejayaannya adalah berkat sektor maritim.
Keberhasilan di bidang maritim dicapai dengan menguasai jalur perdagangan melalui Selat Malaka, Selat Sunda, dan Semenanjung Malaya.
Selat Malaka menjadi jalur perdagangan internasional pada masa Kerajaan Sriwijaya.
Itulah mengala Selat Malaka memiliki peran sangat penting bagi Kerajaan Sriwijaya.
Bahkan, baik bagi Nusantara atau Indonesia dari zaman dulu hingga sekarang, Selat Malaka memiliki peran penting. Apa saja?
Baca Juga: Inilah Peninggalan Kerajaan Sriwijaya, Termasuk Candi Muara Takus
Selat Malaka merupakan jalur air yang menghubungkan Samudera Hindia dan Laut China Selatan (Samudra Pasific).
Selat ini membentang antara pulau Sumatra di Indonesia sebelah barat dan semenanjung Malaysia dan Thailand bagian selatan.
Selat Malaka memiliki panjang 500 mil (800 kilometer) dan berbentuk corong, dengan lebar hanya 40 mil (65 kilometer) di selatan yang melebar ke utara hingga sekitar 155 mil (250 kilometer).
Berikut ini peranan Selat Malaka:
Jalur utama
Dikutip situs Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud), Selat Malaka adalah jalur utama yang menghubungkan antara timur dan barat.
Ada sekitar 400 pelabuhan dan 700 buah kapal yang bergantung pada Selat Malaka, karena sudah menjadi jalur utama sejak masa awal peradaban manusia di Nusantara.
Sejak dulu di Selat Malaka banyak kedatangan pedagang-pedagang dari berbagai negara. Salah satunya pedagang dari Tamil, India yang jumlahnya begitu besar.
Sebagai penguasan selat, Kerajaan Sriwijaya menarik pajak dari pedagang-pedagang yang melintasi Selat Malaka.
Peranan Selat Malaka sebagai salah satu jalan sutera atau silk road semakin ramai dikenal berbagai bangsa di kawasan Asian Barat, Tenggara, dan Timur. Bahkan sampai negara-negara Eropa, walaupun belum secara langsung menggunakan jalur Selat Malaka.
Pertukaran kebudayaan
Di tempat-tempat lain yang dilintasi jalur sutra tidak hanya pertukaran komoditi saja, tapi juga adanya pertukaran-pertukaran kebudayaan.
Itu sebabnya kehidupan masyarakat di daerah-daerah pesisir tampak lebih dinamis dibandingkan dengan daerah pedalaman.
Karena mobilitas sosial yang terjadi di daerah-daerah pesisir juga berfungsi sebagai ibu kota kerajaan dengan mempergunakan transportasi perairan dapat lebih cepat pertumbuhan dan perkembangannya.
Selat Malaka memiliki peran penting untuk Kerajaan Sriwijaya. Meski, selain bidang maritim, Kejayaan Sriwijaya juga dicapai dengan keberhasilannya di beberapa bidang lainnya.
Kerajaan Sriwijaya juga maju di bidang politik, ekonomi, dan agama.
Di bidang politik, Sriwijaya dianggap sebagai kerajaan nasional pertama karena wilayah kekuasaannya sangat luas.
Sementara dari segi penyebaran agama, di masa pemerintahan Raja Balaputradewa, Kerajaan Sriwijaya menjadi pusat agama Buddha Mahayana di Asia Tenggara.
(*)