Intisari-online.com - Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan rudal balistik Tochka U yang ditembakkan dari kota Ukraina diyakini telah menewaskan sedikitnya 50 orang.
Menurut Kementerian Pertahanan Rusia , rudal itu ditembakkan dari Dobropole, sebuah kota yang terletak sekitar 45 kilometer barat daya Kramatorsk, tempat serangan itu terjadi.
Kementerian Pertahanan Rusia mengatakan bahwa itu adalah rudal balistik Tochka U dan bahwa "hanya Ukraina yang menggunakan rudal jenis ini dari bekas Uni Soviet".
"Akun pro-Ukraina di jejaring sosial mengklaim bahwa Rusia memiliki rudal Tochka U, tetapi gambar sebagai bukti diambil di Belarusia, yang memiliki beberapa sistem Tochka U di gudang senjatanya," Kementerian Pertahanan Rusia menyatakan.
RT melaporkan bahwa tentara Belarusia melakukan uji coba rudal ini selama latihan bersama dengan Rusia pada pertengahan Februari tahun ini.
Kementerian Pertahanan Rusia menjelaskan bahwa alasan tentara Ukraina menargetkan stasiun kereta api di Kramatorsk adalah untuk "mengganggu evakuasi dan menjaga warga sipil di kota sebagai perisai hidup untuk perang yang akan datang".
Namun, Kiev menuduh Moskow "dengan sengaja membunuh warga sipil" karena diperkirakan 4.000 orang sedang menunggu untuk dievakuasi di stasiun kereta api pada saat serangan itu.
Awalnya, pejabat Ukraina mengidentifikasi rudal itu sebagai Iskander, tetapi foto yang diposting di media sosial menunjukkan ekor rudal Tochka U.
Walikota Kramatorsk Aleksandr Goncharenko mengatakan puing-puing roket ditemukan sekitar 40 meter dari tempat kerusakan terparah.
Sementara itu, AS percaya bahwa Rusia menggunakan rudal balistik jarak pendek SS-21 Scarab (atau rudal OTR-21 Tochka yang diproduksi oleh Uni Soviet) dalam serangan stasiun kereta 8 April, tetapi tindakannya tidak diketahui.
Dalam beberapa pekan terakhir, Reuters telah melaporkan bahwa video yang diposting di media sosial tampaknya menunjukkan pasukan Rusia di atau dekat Ukraina mengangkut peluncur rudal Tochka.
Seorang pejabat pertahanan AS juga mengatakan bahwa kekuatan tempur Rusia di Ukraina terus menurun dan sekarang berada di 80-85%, turun 15-20% dibandingkan sebelum serangan ke Ukraina pada 24 Februari.
Washington memperkirakan bahwa Moskow telah mengerahkan lebih dari 150.000 tentara di sekitar Ukraina sebelum titik ini dan sekarang menunjukkan tanda-tanda memobilisasi cadangan dan merekrut 60.000 tentara lagi.
Pejabat itu lebih lanjut mengungkapkan bahwa pasukan Rusia di wilayah Kiev-Ukraina sedang menuju ke Belarus dan wilayah barat Rusia, seperti Belgorod, untuk melengkapi dan memasok kembali.
Pentagon percaya bahwa Rusia belum menyelesaikan masalah logistik yang diyakini menghambat kemajuannya di Ukraina.