Konferensi Asia Afrika Mendasari Pembentukan Organisasi Bernama Apa?

Khaerunisa

Editor

Konferensi Asia-Afrika yang mendasari pembentukan organisasi Gerakan Non-Blok (GBN).
Konferensi Asia-Afrika yang mendasari pembentukan organisasi Gerakan Non-Blok (GBN).

Intisari-Online.com - Selain menghasilkan Dasasila Konferensi Asia Afrika juga mendasari pembentukan organisasi ini.

Konferensi Asia Afrika mendasari pembentukan organisasi bernama Gerakan Non-Blok.

Gerakan Non-Blok (GNB) adalah suatu organisasi internasional yang terdiri dari 120 negara yang menganggap diri mereka tidak beraliansi dengan kekuatan besar apapun.

Gerakan ini dibentuk sebagai upaya beberapa negara untuk menghindari terpolarisasi dunia Perang Dingin.

Konferensi Asia Afrika yang pertama diselenggarakan di Bandung, Indonesia, dilatarbelakangi oleh kekhawatiran negara-negara Asia-Afrika, terutama yang baru merdeka, atas ketegangan yang terjadi antara kubu AS dan Uni Soviet setelah Perang Dunia II berakhir.

Setelah Perang Dunia II berakhir, kemudian berlangsung persaingan ideologi antara AS dan Uni Soviet dalam memperebutkan pengaruh negara-negara lain atau yang dikenal sebagai Perang Dingin.

Selain itu, kekhawatiran juga berasal dari pengembangan senjata nuklir, penjajahan di Asia dan Afrika, hingga PBB yang bekerja lambat dalam menyelesaikan berbagai persoalan dunia.

Maka, diselenggarakan Konferensi Asia Afrika yang salah satunya diprakarsai oleh Indonesia dan Indonesia pun menjadi tempat diselenggarakannya Konferensi Asia Afrika tahun 1955 tersebut.

Baca Juga: Apa itu KAA? Beginilah Penjelasan Mengenai Konferensi Asia Afrika

Baca Juga: Inilah 4 Peran Indonesia dalam Konferensi Asia Afrika, Apa Saja?

Konferensi Asia Afrika tahun 1955 dihadiri 29 pemimpin dari Asia Afrika.

Pada 18 April 1955, KAA berlangsung di Gedung Merdeka Bandung mulai jam 09.00 WIB dengan pidato pembukaan oleh Presiden Soekarno.

Sidang-sidang selanjutnya dipimpin oleh Ketua Konferensi PM RI Ali Sastroamidjojo.

Dari tanggal 18 April hingga 24 April 1955, delegasi dari dua puluh sembilan negara di Asia dan Afrika yang berkumpul di Bandung membahas tantangan umum yang dihadapi negara mereka dalam menjelajahi dunia pascakolonial.

KAA menghasilkan Dasasila Bandung, yang juga memuat prinsip-prinsip Piagam PBB dan Lima Prinsip Jawaharlal Nehru, Perdana Menteri India.

Berikut ini isi Dasasila Bandung:

  1. Menghormati hak-hak dasar manusia dan tujuan-tujuan serta asas-asasyang termuat di dalam piagam PBB
  2. Menghormati kedaulatan dan integritas teritorial semua bangsa
  3. Mengakui persamaan semua suku bangsa dan persamaan semua bangsa, besar maupun kecil
  4. Tidak melakukan intervensi atau campur tangan dalam soalan-soalan dalam negeri negara lain
  5. Menghormati hak-hak setiap bangsa untuk mempertahankan diri secara sendirian ataupun kolektif yang sesuai dengan Piagam PBB
  6. Tidak menggunakan peraturan-peraturan dari pertahanan kolektif untuk bertindak bagi kepentingan khusus dari salah satu negara besar dan tidak melakukannya terhadap negara lain
  7. Tidak melakukan tindakan-tindakan ataupun ancaman agresi maupun penggunaan kekerasan terhadap integritas wilayah maupun kemerdekaan politik suatu negara
  8. Menyelesaikan segala perselisihan internasional dengan jalan damai, seperti perundingan, persetujuan, arbitrasi, ataupun cara damai lainnya, menurut pilihan pihak- pihak yang bersangkutan sesuai dengan Piagam PBB
  9. Memajukan kepentingan bersama dan kerjasama
  10. Menghormati hukum dan kewajiban– kewajiban internasional
Dasasila Bandung menjadi harapan semua peserta KAA Bandung, utamanya karena sebagian besar pernah merasakan penjajahan.

Berdasarkan prinsip yang disepakati pada Konferensi Bandung 1955 itulah, kemudian GNB didirikan pada 1961 di Beograd, SR, Serbia, Yugoslavia.

Baca Juga: Kisah James ‘Jemmy’ Hirst, Pria Eksentrik yang Diundang Minum Teh Raja Edward III, Kendarai Seekor Banteng Sebagai Tunggangannya Menuju Istana, Latih Babi Sebagai Pengganti Anjing Berburu

Baca Juga: Negara Asia Tenggara sempat Jadi Targetnya, Inilah Raja Leopold II, Raja Belgia yang Kebrutalannya Memakan Korban 10 Juta Penduduk Wilayah Miskin Ini

Hal tersebut terjadi melalui inisiatif Perdana Menteri India Jawaharlal Nehru, Presiden Ghana Kwame Nkrumah, Presiden Soekarno, Presiden Mesir Gamal Abdel Nasser, dan Presiden Yugoslavia Josip Broz Tito.

GNB terbentuk melalui Konferensi Beograd yang digelar pada 1961.

Di sana, para negara yang tidak berpihak pada blok tertentu mendeklarasikan keinginan mereka untuk tidak terlibat dalam konfrontasi ideologi Barat-Timur.

Lahirnya GNB ini pun dilatarbelakangi oleh kekhawatiran para pemimpin negara dunia terutama dari Asia-Afrika terhadap munculnya ketegangan dunia karena adanya persaingan antara Blok Barat (Amerika) dan Blok Timur (Uni Soviet/Rusia).

Tujuan utama dari GNB adalah guna mengupayakan hak untuk menentukan nasib sendiri, kemerdekaan nasional, kedaulatan, dan integritas negara anggota.

GNB juga menentang adanya apartheid (sistem pemisahan ras) serta tidak memihak pakta militer manapun.

Gerakan ini juga menolak segala macam bentuk imperialisme dan kolonialisme, serta mendukung pelucutan senjata, dan tidak mencampuri urusan negara lain.

Dalam ekonomi, GNB berkomitmen dalam pembangunan ekonomi-sosial, restrukturisasi perekonomian internasional, serta kerjasama atas dasar persamaan hak.

Itulah organisasi yang pembentukannya didasari oleh hasil Konferensi Asia Afrika.

Baca Juga: Dipaksa Menikah Hingga Tiga Kali, Kisah Putri Jieyou, dari Keluarga Kekaisaran yang Dipermalukan, Namun Jadi Sosok Berpengaruh dan Dicintai di Kerajaan China Kuno, Mampu Kendalikan Wilayah Barat

(*)

Artikel Terkait