Namun, ketika hubungan antara Barat dan Rusia memburuk, Israel menyerah pada tekanan AS pada 2016 dan menghentikan pengiriman komponen ke Rusia.
Keputusan Israel mendorong Kementerian Pertahanan Rusia untuk meluncurkan program Forpost yang dikembangkan di dalam negeri.
Pengembangan varian serangan drone diprioritaskan.
#ForpostR unmanned aerial vehicle made its first flight - this is a completely updated modification of the well-known #Forpost complex. Aircraft was created from domestic materials, it was equipped with modern electronic and communication equipment & software produced in #Russia pic.twitter.com/K0LL6H0ktn
— Минобороны России (@mod_russia) August 22, 2019
Forpost sebelumnya telah digunakan untuk pengawasan, pengintaian, akuisisi dan penunjukan target, penyesuaian tembakan artileri, penilaian kerusakan, dan pengawasan misi.
Ketua UZGA memberi tahu Menteri Pertahanan Rusia Sergei Shoigu pada Januari 2017 bahwa versi asli dan yang ditingkatkan dari Forpost akan tersedia untuk pengiriman pada 2019.
Pada Agustus 2019, Kementerian Pertahanan merilis video UAV yang dikenal sebagai Forpost-R.
Baca Juga: Tak Percuma Ikuti Saran Orang Meletakkan Garam di Kamar Mandi, Ternyata Manfaatnya Sebesar Ini
Rusia lebih lanjut mengklaim bahwa fase pengujian Forpost-R telah berakhir dan UAV akan mulai beroperasi pada tahun 2020.
Kementerian Pertahanan mengklaim UAV baru dilengkapi dengan mesin piston APD-85 buatan Rusia, elektro-optik, elektronik, sistem datalink, dan bekerja pada perangkat lunak lokal.
Forpost-R juga memiliki badan pesawat yang diperkuat untuk menambah daya tahan.
UAV memiliki daya tahan maksimum 18 jam, berat lepas landas 500 kg, langit-langit layanan sekitar 20.000 kaki, dan jangkauan maksimum sekitar 400 kilometer.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR