Seisi Eropa Terancam Bencana Besar! Tanpa Rusia Tekan Tombol Nuklirnya 'Bencana Nuklir' Diprediksi Bisa Terjadi di Eropa, Tindakan Ceroboh Rusia Ini Disebut Jadi Pemicunya

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Penulis

Putin Perintahkan Nuklir Rusia Siaga Tinggi
Putin Perintahkan Nuklir Rusia Siaga Tinggi

Intisari-online.com - Pasukan Vladimir Putin telah menjerumuskan pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl ke dalam kegelapan.

Dengan memutuskannya dari jaringan nasional Ukraina yang memicu kekhawatiran akan bencana radiasi baru.

Pasukan Rusia telah memutuskan pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl dari jaringan nasional setelah pejabat Ukraina mengeluarkan peringatan 'tingkat radiasi yang tidak diketahui'.

Ukrenergo mengatakan pembangkit, yang telah direbut oleh pasukan Rusia, sekarang tidak memiliki pasokan listrik.

Ia menambahkan, "Karena tindakan militer penjajah Rusia, pembangkit listrik tenaga nuklir di Chernobyl sepenuhnya terputus dari jaringan listrik."

"Stasiun nuklir tidak memiliki pasokan listrik. Tindakan militer sedang berlangsung, jadi tidak ada kemungkinan untuk memulihkan jalur. Kota Slavutich juga kehabisan pasokan listrik," katanya.

Perusahaan energi nuklir nasional Ukraina mengatakan kurangnya daya di Chernobyl berisiko mengirimkan zat radioaktif ke udara.

Menteri Energi Herman Halushchenko mengatakan hari ini bahwa pihak berwenang Ukraina tidak mengetahui tingkat radiasi di pembangkit listrik tenaga nuklir Chernobyl, karena mereka belum mendengar tentang apa yang terjadi di sana sejak direbut oleh pasukan Rusia.

Baca Juga: Bukan Dengan Ukraina, Tak Disangka Negara Asia Ini Malahan yang Diprediksi Bisa Memulai Perang Nuklir dengan Rusia, Dendam Lama Wilayah Sengketa Ini Jadi Pemicunya

Baca Juga: Selain Rudal Supercepat, Rusia Ternyata Punya Senjata Paling Mematikan di Bumi, Tanpa Harus Menembak Apalagi Meledak Seperti Seperti Bom Nuklir, Senjata Ini Diklaim Bisa Bikin NATO Kocar-Kacir

Dia mengatakan Ukraina juga tidak memiliki kendali di pembangkit listrik tenaga nuklir Zaporizhzhia yang diduduki, karena dikatakan 400 tentara Rusia ditempatkan.

Halushchenko juga mengatakan bahwa tanpa listrik tidak mungkin untuk memastikan pendinginan bahan bakar nuklir bekas.

Ia menambahkan, "Suhu di kolam penampungan akan meningkat, pelepasan zat radioaktif ke lingkungan dapat terjadi."

Berita itu muncul setelah pasukan Rusia diperingatkan agar tidak menargetkan reaktor nuklir karena mereka khawatir hal itu dapat memicu bencana nuklir lain.

Pekan lalu, pasukan Rusia dituduh menembakkan roket ke fasilitas Ukraina lain yang menampung reaktor nuklir meskipun telah diperingatkan akan bencana yang dapat ditimbulkannya.

Pasukan Vladimir Putin diduga telah menembakkan roket terarah ke Institut Fisika dan Teknologi Kharkiv yang merupakan rumah bagi fasilitas yang disebut Sumber Neutron.

Fasilitas senilai 70 juta dollar AS dilaporkan menggunakan reaktor nuklir untuk penelitian obat-obatan, industri, dan fisika.

Meskipun tidak sebesar reaktor lain, dinas keamanan nasional Ukraina masih memperingatkan bahwa serangan Rusia terhadap fasilitas tersebut, dengan peluncur rudal Grad, dapat menyebabkan "bencana ekologis skala besar".

Baca Juga: Bahkan Pasukan Rusia pun Terkecoh, Inilah Sanggurdi, Alat Sederhana yang Digunakan Penunggang Kuda, Namun Jadi Senjata Paling Mematikan Pasukan Jenghis Khan

Baca Juga: Bukan Amerika atau China, Justru Negara yang Hampir Tak Pernah Tersorot Ini yang Bisa Jadi Negara yang Menghentikan Perang Rusia-Ukraina Ini Alasannya!

Penargetan pembangkit nuklir memicu kekhawatiran akan bencana lain seperti bencana Chernobyl yang terkenal pada tahun 1986.

Tidak mungkin untuk menentukan angka pasti berapa banyak orang yang meninggal akibat bencana Chernobyl karena masih ada orang hari ini yang menderita efek radiasi.

Namun, catatan resmi Soviet menyebutkan angka kematian pada 31 tetapi angka sebenarnya diperkirakan ribuan, jika tidak jutaan.

Ledakan di pembangkit nuklir Chernobyl di Ukraina, yang merupakan bagian dari Uni Soviet, langsung menewaskan dua orang.

Dalam beberapa hari berikutnya, 144 prajurit dirawat di rumah sakit, 28 di antaranya meninggal akibat keracunan radiasi akut.

Artikel Terkait