Intisari-Online.com – Dalam tradisi masyarakat Jawa, sebelum memulai pernikahan maka pasangan harus mencari tahu cara menghitung weton jodoh.
Weton jodoh ini digunakan untuk mencari kecocokan di antara pasangan, kalau pun tidak sesuai, maka dilakukan cara agar keduanya tetap dapat menjalani mahligai rumah tangga.
Tidak hanya itu, kecocokan dalam perhitungan weton jodoh juga digunakan untuk mencari hari baik pelaksanaan hajatan pernikahan.
Meskipun pada dasarnya semua bulan itu dianggap baik, namun dari bulan-bulan dalam kalender Jawa dikenal adanya bulan yang dianggap baik dan tidak baik untuk melaksanakan suatu hajatan, termasuk hajatan pernikahan.
Perlu diketahui pada bulan Jumadil Akhir, Rajab, Ruwah, dan Besar jika terdapat hari Selasa Kliwon maka akan sangat baik untuk melakukan pernikahan.
Namun, jika pada bulan tersebut terdapat hari Jumat Kliwon maka juga sangat baik untuk melakukan hajat.
Tetapi, jika pada bulan-bulan itu tidak terdapat hari Selasa Kliwon maka Jumadil Akhir, Rajab, Ruwah, dan Besar itu termasuk hari yang tidak baik untuk hajatan.
Seandainya terpaksa harus melakukan hajatan maka sebaiknya dilaksanakan pada bulan pengganti, seperti bulan Sapar, Rabiul Awal, Jumadil Awal, atau bulan Syawal.
Tetapi dengan syarat, pada bulan-bulan pengganti itu terdapat hari Selasa Kliwon atau hari Jumat kliwon.
Berikut ini bulan baik dan tidak baik untuk hajatan, seperti dirangkum dari Buku Kitab Primbon Betaljemur Adammakna:
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR