Skadron Udara 11 Makassar, Sarang Sukhoi ‘Burung Pemangsa ‘ yang Selalu Siaga Menjaga Kawasan Udara Indonesia Timur

Agustinus Winardi
,
Mentari Desiani Pramudita

Tim Redaksi

Kesiagaan pilot dan Sukhoi Skadron 11
Kesiagaan pilot dan Sukhoi Skadron 11

Intisari-Online.com - Wilayah udara Papua yang sudah menjadi lalu-lintas udara Internasional (kompas.com/2/5/2018) dari sisi keamanan, sepenuhnya menjadi tanggung jawab Indonesia.

Selain menjadi lalu-lintas udara internasional, perairan di wilayah Papua juga kerap dilintasi oleh kapal-kapal perang AS yang merupakan kekuatan dari Armada ke-7 US Pacific Command yang bermarkas di Okinawa, Jepang.

Setiap kapal-kapal perang AS yang sedang melintas, khususnya armada kapal induk, di udara juga berlangsung penerbangan jet-jet tempur pengawal yang kadang sambil melaksanakan berbagai latihan dalam bentuk manuver ekstrem di udara.

Penerbangan jet-jet tempur AS itu kadang memasuki ruang udara Indonesia sehingga sebagai konsekuensinya, jet-jet tempur TNI AU dari Skadron Udara 11 yang terbang dari Lanud Sultan Hasanuddin, Makassar akan datang untuk ‘memperingatkannya’.

Sebagai penjaga udara di kawasan Indonesia Timur, Skadron Udara 11 memang merupakan ‘sarang dari burung pemangsa ‘ berupa 10 jet tempur Sukhoi Su-27/SU-30 TNI AU yang selama 24 jam siap menyergap pesawat-pesawat asing yang secara sengaja memasuki ruang udara Indonesia Timur.

Baca juga:Sukhoi Su-27, Pesawat Tempur Paling Bandel dan Paling Doyan Cegat Pesawat Intai AS

Kehadiran Sukhoi 27/30 yang merupakan jet-jet tempur buatan Rusia itu, di ruang udara Indonesia Timur memang akan menimbulkan detterent effect yang tinggi karena merupakan jenis jet-jet tempur yang ditakuti oleh AS dan Austrlalia.

Sudah beberapa kali jet-jet tempur F-18 Hornet AS dan Australia nyaris bentrok udara di ruang udara Indonesia Timur tapi setelah kehadiran Sukhoi 27/30 dari Skadron 11, baik jet-jet tempur AS maupun Australia tidak pernah ‘mengganggu’ lagi.

Namun kehadiran Sukhoi 27/30 di Skadron Udara 11 yang oleh militer AS dan Australia mulai dianggap ‘pesawat tua’ itu memang akan kewalahan seandainya jet-jet tempur yang datang untuk ‘mengganggu’ ruang udara Indonesia Timur adalah jenis jet tempur berteknologi siluman (stelath) seperti F-35 A.

Pasalnya AU Australia sesuai diberitakan oleh news.com.au, telah memesan sebanyak lebih dari 100 unit jet tempur F-35 A yang akan menjadi ‘tantangan serius’ di ruang udara Indonesia Timur.

Untuk mengantisipasi kehadiran F-35 Australia, Indonesia memang telah membeli 11 unit jet tempur Su-35 dari Rusia yang sesuai rencana akan tiba di Skadron Udara 11 mulai tahun 2019.

Jet tempur Su-35 yang merupakan generasi paling canggih dari keluarga Sukhoi diharapkan makin mumpuni untuk menjaga kedaulatan ruang udara Indonesia Timur karena merupakan ‘burung pemangsa’ yang sanggup mengusir pesawat-pesawat berteknologi siluman.

Namun sebelum kedatangan Su-35, Skadron Udara 11 yang saat ini dikomandani oleh Letkol Pnb Anton ‘Sioux’ Pallaguna terus bersiaga untuk menjaga ruang udara Indonesia Timur selama 24 jam.

Baca juga:Pilot Indonesia Ternyata Lebih Jago Menerbangkan Jet Tempur Sukhoi Dibanding Pilot Rusia

Artikel Terkait