Secara tidak langsung, ia menolak (keampuhan) jimat si eyang.
Baca juga: (Video) Pengantin Ini Ditembak di Pesta Pernikahannya, Tewas Diiringi Musik dan Tawa Para Tamu
Menjelang rapat Ikada yang berlangsung beberapa menit saja itu, Ki Hajar pernah berpesan kepad A.G. Pringgodigdo supaya menyerahkan jimat itu kepada Soekarno.
“Tolong ini berikan kepada Presiden, mudah-mudahan berfaedah. Saya tidak memerlukannya,” ujar Ki Hajar kepada laki-laki yang biasa ia panggil dengan Mas Gafur itu.
Seperti disebut di awal, ia begitu pasrah dengan takdir. Ia menghadapi penyakit yang menyerangnya di hari tua dengan tabah.
Kepada anak-anaknya yang berada di luar kota ia sempat berpesan: “Sejak sekarang kamu harus siap lahir-batin. Sewaktu-waktu, denyut nadiku akan berhenti untuk seterusnya. Oleh sebab itu, biasakanlah untuk mendengar acara Berita keluarga dari RRI Yogyakarta setiap jam delapan malam. Aku sudah bermufakat dengan ibumu bahwa berita kematianku nanti akan diberitakan lewat radio saja…”
Baca juga: Vodka dan Jet Tempur Sukhoi Bikin Polisi Militer TNI AU Tegang
Penulis | : | Ade Sulaeman |
Editor | : | Ade Sulaeman |
KOMENTAR