Kisah Diane de Poitiers, Wanita Paruh Baya ‘Simpanan’ Raja Henry II dari Prancis yang Lebih dari Sekadar Nyonya Biasa, Merayu Raja Saat Masih Pangeran Berusia 15 Tahun

K. Tatik Wardayati

Editor

Diane de Poitiers, 'simpanan' Raja Henry II dari Prancis.
Diane de Poitiers, 'simpanan' Raja Henry II dari Prancis.

Intisari-Online.comRaja Henry II disandera sebagai seorang anak dalam pertukaran untuk ayahnya, Raja Fracois I, kembali ke Prancis.

Pasukan Kaisar Charles V menangkap saingan Prancisnya pada Pertempuran Pavia di Italia, pada tahun 1525.

Ketika itu, Henry II baru berusia lima tahun.

Lebih dari setahun, Francois I berada di bawah kekuasaan kaisar, meskipun Charles bertindak dengan gagahberani dalam memperlakukan tawanan kerajaannya.

Tidak banyak yang dikatakan oleh Charles setelah dia menerima dua putra tertua raja Prancis ke dalam kandangnya, dan Henry adalah yang termuda.

Namun, memalukannya Spanyol tidak bisa menyediakan pakaian untuk para pangeran yang sudah tumbuh itu, akhirnya dibuatlah perjanjian hingga kedua anak laki-laki itu kembali ke Prancis beberapa tahun kemudian.

Henry menjadi pendiam dan murung, dan ini tercermin pada masa pemerintahannya dalam penindasannya yang kejam terhadap ide-ide Protestan di negaranya.

Memotong lidah mereka yang mengucapkan bid’ah, membakar mereka di tiang pancang, hingga terjadi Pembantaian di Hari Santo Bartholomeus tahun 1572.

Baca Juga: Bak Balas Dendam pada Sang Suami, Inilah Kisah Kekejaman Ratu Catherine de Medici, Eksekusi Selingkuhan Putrinya di Depan Mata Sang Putri dan Biarkan Raja Mati dalam Kesendirian

Baca Juga: Kekejaman Henry VIII, Raja Inggris yang Legalkan Poligami untuk Dirinya Sendiri Sampai Nikahi Enam Wanita Tapi Jadi Kepala Gereja, Salah Satu Istrinya Justru Ia Penggal Karena Perselingkuhan Liar Ini

Menyaksikan kematian ribuan Huguenot, yang dibantai di jalan-jalan setelah pernikahan antara cucu perempuan Katolik Henry dan raja Protestan Navarre.

Namun, salah satu fakta hidup Henry II yang paling luar biasa sama sekali tidak ada hubungannya dengan dia, tetapi para wanita yang mengelilinginya.

Salah satu adalah istrinya, Catherine de Medici, yang yang lainnya adalah seorang wanita yang lembut memeluknya ketika Henry dan kakak laki-lakinya dibebaskan ke dalam tahanan Kaisar Charles V, tetapi dia bukan ibunya karena sang ibu sudah meninggal.

Wanita itu adalah Diane de Poitiers, yang menikah dengan pria tiga puluh lima tahun lebih tua darinya pada usia lima belas tahun.

Dan ketika Henry berusia sekitar lima belas tahun, wanita berusia tiga puluh lima tahun ini ternyata telah meninggalkan kesan abadi pada pangeran remaja itu.

Henry kemungkinan besar melihatnya sebagai tampilan ideal seorang wanita, kasih sayangnya untuknya terlihat dalam pemakaian warna-warna di sebuah pertunjungan, serta pertarungan saat cedera dengan tombaknya.

Dan sejak usia 15 tahun, Henry menunjukkan minat mendalam pada wanita itu melalui surat-suratnya, meskipun tidak diketahui apakah Diane dan Henry telah menyempurnakan persatuan jiwa mereka dengan cara yang lebih dewasa.

Diane adalah seorang wanita yang suka olahraga, suka berenang, dan berkuda, serta menjaga fisik yang baik daripada wanita sezamannya, maka tak heran dia membuat pria di sekelilingnya tertarik padanya meskipun usianya sudah melewati usia subur.

Baca Juga: Keburu 'Dinodai' Tiga Pria Sebelum Dinikahi Raja, Istri Kelima Henry VIII Ini 'Pasrah' Lihat Kepala para Mantannya 'Dipajang' Istana, Nasib Dirinya Tak Kalah Memilukan

Baca Juga: Sudah Jadi Kaisar di Usia 3 Tahun Tapi Meninggal Sebagai Tukang Kebun, Inilah Henry Pu Yi, Kaisar Terakhir Tiongkok yang Sempat Dijadikan 'Boneka' oleh Jepang

Dia cantik alami, dipasangkan dengan penampilannya yang sehat, suka berpose untuk artis tanpa pakaian, bahkan untuk kehidupan istana Prancis yang terkenal promiscuous, Diane de Poitiers cukup berani.

Dalam kedekatannya dengan raja, dia bisa menjadi pengasuh bagi para pangeran dan putri muda kerajaan.

Kehidupan yang lembut karena dia mendesak bahwa Henry harus berbagi ranjang dengan istrinya, Catherine de Medici, untuk menghasilkan anak-anak kerajaan.

Secara alami, sebagaimana halnya istri dari suami yang tampan dan agung seperti Henry II, Catherine sangat membenci wanita yang diberikan hati sepenuhnya oleh Raja.

Ketika Henry memberi Diane sebuah puri yang diinginkan Catherine, itu adalah salah satu penghinaan terakhirnya kepada istrinya.

Meskipun sebagian besar raja Prancis memiliki setidaknya seorang wanita simpanan, namun Catherine tidak senang dengan kehadiran Diane yang terus-menerus di dekat suaminya.

Semakin bertambah penghinaan pada lukanya adalah ketika kehamilan terakhirnya membahayakan hidupnya sehingga raja diberi tahu oleh dokter bahwa tidak boleh ada anak lagi.

Catherine memberi raja empat putra, total lima, yang tiga di antaranya akan menjadi raja Prancis.

Baca Juga: Kepalanya Dipenggal dan Arwahnya Dikabarkan Gentayangan, Begini Kisah Tragis Permaisuri Raja Inggris Anne Boleyn

Baca Juga: Henry VIII, Raja Inggris yang Jadikan Diri Sebagai Kepala Gereja Demi Bisa Menikah Lagi dengan Wanita yang Kemudian Malah Dia Hukum Mati

Catherine juga memberi beberapa anak perempuan, dua di antaranya menjadi ratu dengan hak mereka sendiri (meskipun hanya sebagai permaisuri), dan memiliki pemikiran politik yang cerdik yang berpengaruh pada masa pemerintahan putra-putranya.

Setelah itu, Henry melanjutkan menghabiskan waktu hanya dengan wanita yang telah mengganggu pernikahan mereka, mengingat mereka menikah setahun sebelum Henry secara terbuka menunjukkan kasih sayang mendalam kepada Diane.

Bisa dipahami, ketika Catherine menjauhkan Diane dari sisi suaminya saat dia terbaring sekarat karena cedera otak setelah pertarungan terakhirnya pada tahun 1559.

Putranya, Francois III menjadi raja, dan Catherine, menurut sejarawan, menjadi raja wanita paling berkuasa di abad ke-16.

Setelah kematian Henry, Diane secara efektif dikurangi kegiatannya dan ini menjadi pembuangan tidak resmi.

Catherine mengambil istana yang diberikan Henry, Diane dikeluarkan dari semua upacara dan acara resmi.

Ibu Suri, akhirnya menang atas wanita yang dilihatnya sebagai perusak kebahagiaannya, meskipun dengan kepergian Diane kemungkinan besar Henry tidak akan lebih menyayangi Catherine.

Namun, tidak satu pun dari keempat putra mereka yang hidup memiliki keturunan laki-laki yang sah, bukanlah kesalahan Catherine, Diane, atau Henry, melansir History of Yesterday.

Baca Juga: Kisah ‘Ratu Segala Raja’ Eleanor dari Aquitaine, Wanita Terkuat Abad Pertengahan, Miliki Dua Suami dalam Kehidupannya, Bahkan Dituduh Berhubungan Intim dengan Pamannya

Baca Juga: ‘Kemewahan yang Memalukan!’, Ungkapkan Korupsi Menteri Keuangannya, Raja Prancis Ini Malah jadi ‘Kotoran’ di Pestanya Sendiri

Meski menyebalkan karena telah mengambil posisi kehidupan Catherine, Diane telah membuat raja lebih bahagia daripada pikirannya yang gelap setelah meninggalkan masa remajanya dipenjara.

Tahun-tahun berikutnya yang dihabiskan Diane untuk dilupakan, dipermalukan, dan sendirian, rasanya hampir tidak layak.

Diane hanya melakukan apa yang telah dilakukan begitu banyak wanita lain sebelum Catherine datang, dan akan dilakukan setelahnya.

Baca Juga: Kutukan Berlian Hope yang Membawa Petaka Berantai Termasuk pada Raja Prancis

Baca Juga: Mengapa Pengantin Wanita Hampir Selalu Pakai Gaun Berwarna Putih? Benarkah Terkait dengan 'Kesucian'?

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait