Intisari-Online.com – Pada suatu malam, seekor tikus mengendap-endap masuk ke dapur rumah petani. Ia kemudian melihat jebakan tikus yang membawa petaka untuk semua.
Keesokan harinya, jebakan tikus itu berhasil menangkap sesuatu. Saat dilihat oleh pak tani, ternyata bukan tikus yang tertangkap di sana melainkan ular beracun. Parahnya, ketika akan diambil oleh pak tani, ular yang dikira sudah mati itu malah mematuk tangannya.
Sang petani pun mengalami demam tinggi. Di desa itu tak ada penawar racun bisa ular sehingga keadaan pak tani kian buruk. Melihat kondisi suaminya yang makin mengkhawatirkan, bu tani pun mengambil ayam dan memasak kaldu yang kental dengan harapan sup itu bisa menurunkan demamnya. Sayang, usaha itu tak berhasil.
Keesokan harinya pak tani pun meninggal. Banyak tetangga dan saudara-saudara yang datang dari luar kota. Karena harus menyuguhkan hidangan pada tamu, bu tani pun memotong kambing. Tak disangka, makin banyak orang yang datang untuk memberi penghargaan terakhir pada pak tani. Bu tani kemudian memotong sapi untuk diolah menjadi hidangan bagi para tamu.
Tikus pun bersedih karena semua teman-temannya kini sudah tiada. Ia menyesal karena peringatannya tak dihiraukan dan mereka semua kini harus pergi karena satu jebakan tikus tersebut.
Kisah ini mengajarkan bahwa kita tak akan pernah tahu akan ada kebaikan atau keburukan apa yang akan datang. Dalam situasi apapun, cobalah untuk selalu membantu orang lain walau saat ini kita mungkin belum tahu apa gunanya. Tolonglah saja orang lain dengna ikhlas.