Padahal di sisi lain, orang-orang di Eropa dan Amerika Serikat menerima dosis booster ketiga.
Pemberian vaksin booster kini menjadi cara untuk memerangi infeksi Covid-19 terutama dengan munculnya varian baru, tetapi, meratanya distribusi vaksin tak kalah pentingnya.
"(kesenjangan vaksinasi) mengunci kita ke dalam siklus kerugian, kesulitan, dan pembatasan yang berkelanjutan", kata Tedros.
Kondisi di Eropa yang diprediksi bakal menghadapi infeksi varian Omicron besar-besaran tampaknya menggambarkan hal tersebut.
Meski sebagian tingkat vaksinasinya tinggi bahkan mendapatkan vaksin booster, sebagian negara di Eropa masih berada pada tingkat vaksinasi rendah.
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) memprediksi varian Omicron akan menginfeksi lebih dari 50 persen populasi penduduk di Eropa dalam enam hingga delapan pekan ke depan, hingga dua bulan mendatang.
Direktur WHO untuk Eropa, Dr Hans Kluge mengungkapkan hal tersebut berdasarkan analisis dari Institute for Health Metrics and Evaluation, lembaga independen yang bekerja di bidang statistik kesehatan global.
Kluge menjelaskan bahwa negara dengan tingkat vaksinasi rendah mungkin akan melihat gelombang infeksi yang lebih parah dikarenakan virus varian baru.
"Kita akan melihat penyakit yang lebih parah di negara yang (penduduknya) tidak divaksinasi," imbuhnya.
Misalnya, di Bulgaria hanya 28 persen penduduk yang sudah mendapatkan dua dosis vaksin Covid-19. Sementara di Rumania, angka vaksinasi Covid-19 baru mencapai 40,5 persen, menurut data Pusat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Eropa (ECDC).
Penulis | : | Khaerunisa |
Editor | : | Khaerunisa |
KOMENTAR