Intisari-Online.com – Lucretia adalah seorang wanita bangsawan Romawi yang saleh, yang menjadi lambang moralitas.
Balas dendamnya terhadap monarki Romawi dimulai ketika dia dirudapaksa oleh Sextus Tarquinius, putra Raja Lucius Tarquinius Superbus.
Peristiwa inilah yang melambungkan kejatuhan monarki Romawi dan menjadikan Roma sebuah republik.
Namun, tidak ada catatan kontemporer tentang pemerkosaan Lucretia.
Yang kita ketahui, sebagian besar berasal dari catatan Sejarawan Romawi Livy dan Dionysius dari Halicarnassus.
Lucretia adalah putri Spurius Lucretius Tricipitinus, konsul Suffect pertama di Roma.
Ayahnya kemudian menjadi sosok semi-legendaris di Roma.
Lucretia dianggap sebagai lambang moralitas.
Dia juga adalah seorang istri Romawi yang berbudi luhur dan ideal, yang sering digambarkan bahwa dia benar-benar berbakti kepada suaminya.
Kalau istri Romawi lainnya biasa berpesta dan minum anggur ketika suami mereka pergi berperang, maka Lucretia tinggal di rumah dan berdoa untuk keselamatan suaminya.
Lucretia menikah dengan Lucius Tarquinius Collatinus, yang adalah putra Egerius.
Suami Lucretia juga adalah keponakan dari Raja Roma kelima, Lucius Tarquinius Priscus.
Meskipun Collatinus memiliki kerabat yang terkenal, namun dia tidka memiliki status sosial di Roma.
Kemudian Collatinus dan Lucretia dianggap sebagai pasangan Romawi yang ideal, mereka berdua setia satu sama lain.
Dan pemerkosaan yang terkenal itu terjadi pada 509 SM.
Ketika itu putra raja bersama Collatinus dan Lucius Junius Brutus sedang minum pada suatu malam.
Mereka kemudian memasang taruhan untuk melihat istri pria mana yang memiliki terbaik ketika suaminya tidak ada.
Ketika para suami diam-diam kembali ke rumah, mereka menemukan istri mereka minum dan mengobrol.
Sementara, Lucretia ada di dalamdan menenun sendirian dalam keheningan.
Tentu saja, pemenang taruhannya adalah Collatinus, yang memiliki istri yang paling berbudi luhur.
Lucius Tarquinius Superbus terlibat dalam pengepungan di Ardea.
Dia kemudian mengirim putra bungsunya Sextus dalam misi militer ke Collatia, yang kemudian ditampung di rumah Collatinus.
Di sana dia diperlakukan dengan sangat ramah.
Sayangnya, Sextus memiliki niat jahat dalam pikirannya.
Malam itu dia menyelinap ke kamar Lucretia, membangunkannya dan memaksanya untuk tunduk padanya.
Dia mengancam bahwa jika Lucretia tidak tunduk padanya, dia akan membunuhnya, dan menempatkan tubuh telanjangnya di sebelah tubuh seorang pelayan, sehingga terlihat seperti pezina.
Lucretia dengan enggan tunduk pada kemauan Sextus.
Dalam catatan Dionysius, keesokan harinya, Lucretia berpakaian hitam dan berangkat ke rumah ayahnya.
Di sana dia menangis di depan suami dan ayahnya.
Dia kemudian memanggil saksi dan menceritakan apa yang terjadi padanya.
Dia kemudian bersumpah pada mereka untuk membalas dendam atas namanya.
Lalu, Lucretia menikam dirinya sendiri di jantung dan meninggal di pelukan ayahnya. Apa yang dilakukannya mengejutkan para saksi.
Sementara dalam versi lain, Lucreia memanggil suami dan ayahnya untuk menemuinya, dan bersikeras agar mereka membawa saksi.
Saksinya adalah bangsawan Roma dan Lucius Junius Brutus.
Saat memasuki kamarnya, Lucretia membeberkan kejadian pemerkosaan tersebut.
Dia kemudian mengambil sumpah pembalasan dan membuat mereka bersumpah bahwa mereka akan membalas dendam dan bahwa pezina itu tidak akan dibiarkan begitu saja.
Sementara para pria itu sedang mendiskusikan masalah ini, Lucretia mengeluarkanbelati dan menikam jantungnya sendiri.
Setelah kematian Lucretia, para saksi yang hadir sangat marah, melansir dari Museum Fact.
Mereka bersumpah bahwa insiden ini menandai akhir dari tirani monarki.
Setiap orang yang hadir melewati belati berlumuran darah dan bersumpah untuk membalas dendam.
Mereka bersumpah untuk menggulingkan monarki Romawi.
Komite pria revolusioner kemudian mengambil mayat Lucretia dan mengaraknya keliling kota, lalu membawanya ke Forum Romawi.
Di sana mayat Lucretia dipamerkan untuk orang-orang sebagai kesaksian kengerian yang dilakukan oleh monarki.
Di Forum Romawi, Brutus menyerukan penggulingan Monarki.
Dia menyatakan banyak tuduhan terhadap raja tiran, dan memberi tahu bagaima Tarquin membunuh rasa sebelumnya dan bagaimana dia menyalahgunakan kekuasaannya.
Brutus juga menceritakan kisah tragis pemerkosaan Lucretia kepada komite Romawi.
Dia juga mendesak orang-orang untuk membatalkan imperium raja dan mengirimnya ke pengasingan.
Setelah mendengar tentang pemberontakan ini, Sextus Tarquinius melarikan diri ke Gabii.
Dia berharap bisa berlindung di sana, tetapi karena tindakannya yang keji, dia sendiri membuat banyak musuh, dan kemudian dibunuh karena perbuatannya.
Majelis Romawi kuno kemudian memilih bentuk pemerintahan republik.
Mereka menyebut Brutus dan Collatinus sebagai dua konsul Roma, dengan sidang dipimpin oleh Lucretius.
Namun, majelis membutuhkan persetujuan rakyat secara keseluruhan, mereka ingin mengumpulkan orang-orang kampung di forum.
Untuk mencapai ini, mereka mengarak tubuh Lucretia di jalan-jalan untuk menunjukkan tiran monarki.
Dengan cara ini, mereka ingin mengobarkan sentimen rakyat, dan mereka berhasil melakukannya.
Pemberontakan ini menandai berakhirnya 25 tahun monarki di Kekaisaran Romawi, dan mendirikan Republik Romawi.
Semua Tarquin diasingkan dari Roma setelah berdirinya republik Romawi.
Tarquinius mencoba berbagai cara untuk mengembalikan monarki tetapi sia-sia.
Dalam versi Livy, setelah jatuhnya monarki, Brutus membuat orang-orang Roma bersumpah, untuk tidak pernah menunjuk seorang raja di Roma lagi.
Shakespeare penulis terkenal terinspirasi oleh kisah Lucretia, dia pun menulis puisi ‘The rape of Lucrece’, yang didasarkan pada narasinya.
Dalam puisi ini, Shakespeare melukisnya sebagai wanita berbudi luhur yang tidak mau tunduk pada pemerkosanya.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari