Intisari-Online.com – Primbon Jawa dipakai oleh sebagian masyarakat Jawa untuk tuntunan atau panduan dalam melangkah menuju masa depan.
Meskipun lahir, jodoh, dan kematian seseorang ditentukan oleh Sang Pencipta, tak ada salahnya bila dalam ‘melangkah’ kita mengikuti ‘rambu-rambu’ yang sudah menjadi tradisi.
Salah satu yang tercantum dalam Primbon Jawa, adalah watak seseorang berdasarkan weton lahir.
Weton kelahiran didapatkan dari penggabungan hari dalam kalender Masehi dan pasaran dalam kalender Jawa.
Ada tujuh hari dalam kalender Masehi, yaitu: Senin, Selasa, Rabu, Kamis, Jumat, Sabtu, dan Minggu.
Sementara ada lima hari pasaran dalam kalender Jawa, yaitu: Pahing, Pon, Wage, Kliwon, dan Legi.
Masing-masing hari tersebut memiliki nilai neptu yang berbeda-beda.
Jumlah neptu dari penggabungan keduanya, inilah yang dijadikan dasar untuk penghitungan untuk mengenali watak seseorang atau jodoh yang cocok untuknya.
Untuk mengetahui nilai neptu weton kelahiran Anda, bisa dilihat dari tabel berikut ini:
Lalu, penghitungan neptu untuk mengetahui watak seseorang dalam Kitab Primbon bisa dengan cara menjumlahkan nilai neptu dan nilai pasaran kemudian dibagi 8.
Sisa dari perhitungan tersebut nanti yang akan dijadikan acuan.
Jika hari dan pasaran yang dijumlahkan tidak mencapai 8, maka jumlah tersebut yang dianggap sebagai sisanya.
Jika hasil penjumlahan lalu dibagi 8 tidak memiliki sisa atau pas, maka dianggap bersisa 8.
Sisa hasil pengitungan tersebut, menandakan watak bayi berikut ini, seperti dikutip dari Kitab Primbon Betaljemur Adammakna:
Jika perhitungan sisa 1:
Ginuran Keringan, yang berarti orangnya akan dihormati dan menjadi tempat berkeluh kesah karena bijaksana.
Jika perhitungan sisa 2:
Dur Raben Apesan, yang berarti cenderung akan berganti-ganti pasangan, licik, dan akan mendapat kesusahan.
Jika perhitungan sisa 3:
Ngelampra Mblaur, yang berarti sering berpindah tempat hingga menemukan yang cocok.
Jika perhitungan sisa 4:
Brama Panas, yang artinya sangat serakah dan tidak disukai orang lain.
Jika perhitungan sisa 5:
Kuat Menangan, yang berarti orangnya akan berkuasa dan dinaungi kemenangan.
Jika perhitungan sisa 6:
Cantula, yang artinya memiliki perangai buruk.
Jika perhitungan sisa 7:
Punjul, yang berarti memiliki kemampuan lebih dalam berbagai bidang.
Jika perhitungan sisa 8:
Ilmu Lantipan, yang berarti memiliki kepandaian dan menguasai berbagai macam ilmu.
Misalnya saja, Lukisawati lahir pada Selasa Kliwon, maka nilai neptunya adalah 3+8=11.
Hasil penjumlahan tersebut kemudian dibagi 8, dan memiliki sisa 3.
Menurut perhitungan watak bayi di atas, maka Lukisawati sering berpindah tempat hingga menemukan yang cocok.
Sebaiknya, Anda menyikapi hal tersebut di atas dengan bijaksana, boleh percaya boleh tidak.
Kalau pun Anda tidak percaya, anggap saja ini sebagai tambahan pengetahuan untuk melestarikan warisan budaya leluhur bangsa. (ktw)
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari