Intisari-Online.com - Sepuluh tahun yang lalu, Pemimpin Tertinggi Korea Utara Kim Jong-Il meninggal karena serangan jantung pada usia 69 tahun.
Dalam sebuah pernyataan yang disiarkan televisi di seluruh negeri, seorang penyiar berlinang air mata.
Dia mengatakan kematian Kim Jong-Il membuat jutaan warga Korea Utara diliputi kesedihan yang tak terlukiskan.
Tak lama, foto-foto muncul memperlihatkanKim Jong-il di Pyongyang.
Tak lama, putra Kim Jong-Il, Kim Jong-Un, diumumkan sebagai penerus yang harus dipersatukan oleh Korea Utara.
Sejak itu, Kim Jong-Un menjadi Pemimpin Tertinggi Korea Utara.
Dia berhasil melakukan banyak hal yangtidak pernah dilakukan ayahnya. Salah satunya terkait senjata nuklir.
Beberapa kali, Kim Jong-Un mengancam dunia dengan perang nuklir.
Namun ada beberapa kisah tentang Kim Jong-Il danKim Jong-Un yang tidak pernah dibahas.
Beberapa bulan setelah kematiannya, dua lembaga think tank di Korea Selatan memperoleh wasiat terakhirnya.
Isinya tentangmasa depannegaranya, Korea Utara.
Dilansir dariexpress.co.uk pada Senin (20/12/2021), dalam isiwasiat terakhirnya, dia meminta agar negara itu menghentikan perang dengan lawan lama di selatan.
Pernyataan itu menurut kutipan yang diperoleh dan dipublikasikan oleh Institut Sejong asal Korea Selatan.
Namun, ia juga memerintahkan Korea Utara untuk terus mengembangkan senjata pemusnah massal.
Dalam kutipan yang diperoleh Lee Yun-keol, seorang pembelot Korea Utara yang terkenal dan kepala Pusat Layanan Informasi Strategis NK, sebuah wadah pemikir yang berbasis di Seoul, salah satu permintaan menonjol menyangkut anak-anaknya dari pernikahan sebelumnya dan bagaimana mereka harus dilindungi.
Dia meminta agar perhatian khusus diberikan kepada putra sulungnya, Kim Jong-Nam.
Dia meminta agar Kim Jong-Nam diberi kehidupan yang nyaman di luar negeri, menurut SinoNK, sebuah jurnal yang didedikasikan untuk studi Asia Timur Laut.
Namum keinginanKim Jong-Il tidak bisa terwujud.
Saudara tiri Kim Jong-Un, Kim Jong-Nam tewas dalam serangan di ibu kota Malaysia, Kuala Lumpur, pada 2017.
Saat menunggu penerbangan, pria berusia 45 tahun itu didekati oleh dua wanita dalam insiden terpisah.
Lalu dia dibekap dengan cairan yang kemudian ternyata adalah racun saraf VX yang mematikan.
Dia dibawa ke rumah sakit terdekat, tetapi dia sudah meninggal sekitar 20 menit yang lalu.
Dua wanita, Siti Aisyah dari Indonesia dan Doan Thi Huong, dari Vietnam, ditangkap.
Dalam sebuah wawancara dengan Mail on Sunday, Aisyah mengatakan bahwa dia direkrut oleh pria yang dia yakini sebagai produser TV.
Namunbeberapa publikasi, termasuk Business Insider, orang-orang itu diyakini sebagai agen rahasia Korea Utara, dan merekrut Aisyah untuk membunuh Kim Jong-Nam atas perintah Kim Jong-Un.
Jika benar, mengapaKim Jong-Un membunuhKim Jong-Nam?
RupanyaKim Jong-Nam secara terbuka menentang pemerintahan Kim Jong-Un.
Menurut informan CIA, Kim Jong-Nam menjalani sebagian besar hidupnya di luar Korea Utara.
Sejak kelahirannya pada tahun 1971, Kim Jong-Nam disebut-sebut jadi calon pemimpin masa depan Korea Utara.
Dia bahkan dikirim ke sekolah asrama Swiss.
Tapi pada tahun 2001, sebuah insiden yang melibatkan dia terjadi.
Hal ini membuat dia dianggap telah membawa aib dan penghinaan bagi Korea Utara dan keluarganya.
Insiden itu terjadi ketika dia tiba didi Bandara Internasional Narita di Jepang, ditemani oleh dua wanita dan seorang anak laki-laki berusia empat tahun, yang diidentifikasi sebagai putranya.
Tapi dia ditahan dan ditangkap karena mencoba memasuki negara itu dengan paspor Dominika palsu, menggunakannamaChinanya.
Setelah ditahan, dia dideportasi ke China, di mana dia mengatakan bahwa dia bepergian ke Jepang untuk mengunjungi Tokyo Disneyland.
Insiden itu menyebabkan ayahnya membatalkan rencana kunjungan ke China karena malu.
Sejak itu, reputasi Kim Jong-Nam tidak pernah pulih.