Intisari-Online.com - Sejak bulan Agustus 2021, Afghanistan jatuh ke tangan Taliban.
SejakAfghanistan jatuh ke tangan Taliban, pasukan Amerika Serikat (AS) dan sekutu pun telah meninggalkan Afghanistan.
Ya, pasukan AS akhirnya meninggalkan negara itu setelah 20 tahun berperang.
Apalagi pada dasarnya AS dan Taliban tidak pernah akur.
Namun baru empat bulan memimpin Afghanistan, mendadak Taliban memohon hal ini kepada AS.
Soal apa itu?
Pada Senin (13/12/2021) kemarin, Talibanmendesak AS dan Barat untuk menunjukkan "rahmat dan kasih sayang"-nya kepada Afghanistan.
Maksudnya adalah Taliban ingin AS memberikan dana kepada Afghanistan senilai 10 miliar Dollar AS (Rp143 triliun).
Uang sebanyak 10 miliar Dollar AS itu adalah jumlah uang yang dibekukan di bank-bank AS.
Untuk apakah uang sebanyak itu?
Dilansir dari24h.com.vn pada Selasa (14/12/2021), dalam sebuah wawancara, Wakil Menteri Luar Negeri Taliban Khan Muttaqi mengatakan 10 miliarAS Dollar itu diperlukan untuk membantu jutaan orang di negara itu.
Muttaqi juga menegaskan bahwa Taliban akan mematuhi komitmen dasarnya untuk pendidikan dan pekerjaan bagi kaum perempuan.
Berbicara kepada Associated Press, Muttaqi mengatakan pemerintah baru Taliban ingin membangun hubungan baik dengan semua negara.
Salah satunya tidak ingin memiliki masalah dengan AS.
Oleh karenanya,Muttaqi "memohon" AS untuk melepaskan 10 miliar dolar uang Afghanistan itu.
Di mana menurut mereka uang itu secara hukum diwarisi oleh Taliban dari pemerintah lama Afghanistan.
Apalagi saat ini Afghanistan adalah salah satu negara termiskin di dunia.
Setelah jatuh ke tangan Taliban, ada banyak sanksi dan embargo dari Barat yang membuat hidup rakyat Afghanistan menjadi sulit.
Ini adalah pertama kalinya seorang pejabat Taliban angkat bicara.
Khususnya terkait uang di bank sentral Afghanistan, yang disimpan di AS.
Pada Oktober 2021 silam, Wakil Menteri Keuangan AS Wally Adeyemo mengatakan Taliban tidak akan diizinkan mengakses uang itu.
Banyak negara di seluruh dunia menyatakan komitmen mereka untuk mendukung Afghanistan.
Tetapi meminta Taliban untuk mengubah dan membangun masyarakat yang lebih inklusif.
PBB untuk sementara membekukan bantuan ke Afghanistan sejak pemerintahan Presiden Ashraf Ghani digulingkan oleh Taliban pada Agustus 2021.