Intisari-Online.com – Beberapa hari belakangan ini banyak ibu yang mengeluh karena diberlakukannya PPKM Level 3 karena itu berarti anak-anak mereka tidak ada libur semesteran dari sekolah.
PPKM Level 3 diberlakukan oleh pemerintah mulai tanggal 24 Desember 2021 hingga 2 Januari 2022, yang berarti biasanya sekolah-sekolah libur setelah Ujian Akhir Semester (UAS), maka ini sekolah tetap berjalan.
Namun, rupanya Pemerintah batal menerapkan aturan pemberlakukan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3 untuk seluruh wilayah Indonesia tersebut.
PPKM Level 3 sejatinya dilaksanakan pada periode Natal dan Tahun Baru.
“Pemerintah memutuskan untuk tidak akan menerapkan aturan pemberlakuan pembatasan kegiatan masyarakat (PPKM) level 3 pada periode Natal dan tahun baru terhadap semua wilayah,” ujar Luhut Binsar Pandjaitan, Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi (Menko Marves), dilansir dari siaran pers di laman resmi Kemenko Marves, Selasa (7/12/2021).
Luhut menegaskan bahwa penerapan level PPKM selama Natal dan tahun baru akan tetap mengikuti asesmen situasi pandemi sesuai yang berlaku saat ini, tetapi dengan beberapa pengetatan.
Dia juga menjelaskan, pertimbangan pengambilan keputusan terbaru ini berdasarkan penanganan pandemi Covid-19 di Indonesia yang menunjukkan perbaikan signifikan.
Menurut Luhut, “Indonesia sejauh ini berhasil menekan angka kasus konfirmasi Covid-19 harian dengan stabil di bawah angka 400 kasus.”
Berdasarkan asesmen per 4 Desember, jumlah kabupaten kota yang tersisa di level 3 hanya 9,4 persen dari total kabupaten/kota di Jawa-Bali atau hanya 12 kabupaten/kota.
Batalnya keputusan penerapan PPKM saat Natal dan tahun baru juga berdasarkan pada cabaian vaksinasi dosis pertama di Jawa-Bali yang sudah mencapai 76 persen dan dosis kedua yang mendekati 56 persen.
Sementara, vaksinasi pada lansia terus digenjot hingga saat ini mencapai 64 dan 42 persen untuk dosis pertama dan kedua di Jawa-Bali.
Luhut juga menjelaskan bahwa selama Natal dan Tahun Baru nanti, syarat perjalanan jarak jauh dalam negeri yang utama adalah vaksinasi lengkap dan hasil antigen negatif maksimal 1x24 am sebelum keberangkatan.
Sedangkan orang dewasa yang belum mendapatkan vaksinasi lengkap atau tidak bisa divaksin karena alasan medis, tidak diizinkan untuk bepergian jarak jauh.
Untuk anak-anak bisa melakukan perjalanan, dengan syarat PCR yang berlaku 3x24 jam untuk perjalanan udara atau antigen 1x24 jam untuk perjalanan darat atau laut.
Pemerintah juga menerapkan lararangan untuk segala jenis perayaan tahun baru di hotel, pusat perbelanjaa, mal, tempat wisata, dan tempat keramaian umum lainnya.
Operasional pusat perbelanjaan, restoran, bioskop, dan tempat wisata hanya diizinkan dengan kapasitas maksimal 75 persen dan hanya untuk orang dengan kategori hijau di aplikasi PeduliLindungi.
Kalau Luhut dengan ‘pede’-nya membatalkan PPKM level 3 dengan alasan penanganan Covid-19 sudah membaik, survei dari Bloomberg justru menyatakan sebaliknya.
Indonesia dalam hal ketahanan Covid-19 berada di peringkat kedua terendah dari 53 negara yang diteliti, melansir CNN.
Dari survei Bloomberg tersebut, didapati peringat terakhir ditempati oleh Filipina, sedangkan Malaysia berada di posisi ke-50, disusul Vietnam di peringkat 51.
Berdasarkan survei itu, Singapura berada di peringkat 37, jauh lebih tinggi daripada Indonesia.
Sedangkan Thailand termasuk dalam negara Asia Tenggara yang memiliki peringkat cukup baik, yaitu di peringkat 47.
Menurut data Bloomberg, Uni Emirat Arab menduduki negara tertinggi dalam ketahanan Covid-19, yang mempertahankan kenaikan angka kasus harian Covid-19 di negara itu kurang dari 100 sejak pertengahan Oktober, sedangkan kematian akibat penyakit ini jarang terjadi.
Pada urutan kedua dan ketiga berdasarkan survei, diduduki oleh Chili dan Finlandia.
Kedua negara tersebut memiliki tingkat vaksinasi yang tinggi dan membuka perbatasan negara mereka untuk pengunjun.
Bloomber membuat survei data ketahanan Covid-19 untuk mengukur seberapa efektif sebuah negara menangani pandemi virus coorna dengan pergolakan ekonomi dan sosial yang paling sedikit.
Dengan menggunakan 12 indikator, data survei tersebut disusun, yaitu mulai dari penahanan virus, kualitas perawatan kesehatan, cakupan vaksinasi, kematian secara keseluruhan, dan perkembangan untuk memulai kembali perjalanan.
Indonesia dan Filipina masih mengalami kekurangan skor dalam hal vaksinasi, keduanya hanya memberikan kurang dari 100 suntikan vaksin per 100 orang.
Sementara data dari Our World in Data, Singapura menjadi negara di Asia Tenggara yang tertinggi berhasil memvaksinasi banyak penduduknya, hampir 92 persen penduduknya telah mendapatkan dosis lengkap vaksin Covid-19.
Brunei Darussalam menduduki peringkat kedua dengan 80 persen penduduk negara itu yang mendapatkan vaksinasi lengkap.
Malaysia berada di peringkat keempat dengan 78 persen populasi mendapatkan vaksinasi dosis lengkap, dan Vietnam dengan 55 persen populasi yang sudah divaksinasi lengkap.
Indonesia sendiri berada di urutan ketiga terbawah di kawasan Asia Tenggara terkait jumlah populasi yang mendapatkan vaksin lengkap, hanya sekitar 36 persen dari jumlah penduduk.
Bisa jadi karena luas wilayah dan warga Indonesia yang banyak, memberikan pengaruh pembagian vaksin Covid-19 di negara ini.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari