Advertorial

Tak Hanya Kitab Primbon Jawa yang Berisi Tafsir Mimpi, Inilah Buku Mimpi Mesir Kuno, Berisi Tafsir Mimpi Baik Maupun Buruk dan Apa yang Harus Dilakukan Bila Mengalami Mimpi Buruk

K. Tatik Wardayati

Editor

Intisari-Online.com – Dalam kehidupan budaya masyarakat Jawa, kita mengenal Kitab Primbon Jawa, yang didalamnya juga berisi tafsir mimpi.

Dunia mimpi selalu membangkitkan minat umat manusia, meskipun kita belum bisa memahami mekanisme dan tujuannya.

Namun, di Mesir Kuno tidak jauh berbeda dari sekarang, mereka cukup peduli untuk mencoba memahami apa yang terjadi di alam bawah sadar.

Salah satu penemuan paling istimewa yang telah dibuat di bidang ini adalah ditemukan di balik sebuah papirus, dan itu ditranskripkan oleh juru tulis Qenherjepeshef.

Baca Juga: Berusia 3.400 Tahun, Artefak Perhiasan Mesir Kuno Mirip yang Digunakan Nefertiti dan Segel Mesopotamia Ini Ditemukan Arkeolog di Siprus, Berikan Petunjuk Jaringan Perdagangan di Zaman Perunggu

Papirus itu berisi daftar 108 mimpi yang dianggap pada saat itu, sebagai pesan ilahi, yang menyimpan pengumuman masa depan untuk orang yang memimpikannya.

Menurut John Romer, ahli Mesir Kuno yang telah mendedikasikan diri untuk mempelajarinya, bagi orang Mesir menang atau kalah memiliki nilai yang besar, serta ketakutan akan kekurangan makanan, kematian yang kejam atau mutilasi.

Begitu pentingnya, sheingga mereka juga memiliki obat untuk mengatasi mimpi buruk.

Untuk menghindari bencana yang diimpikan, maka Anda harus makan segera setelah Anda bangun, roti segar dan rempah-rmepah, sambil mengucapkan kata-kata berikut:

Baca Juga: Didedikasikan untuk Dewa Horus, Terletak di Tepi Barat Sungai Nil, Kuil Mesir Kuno ini Paling Terpelihara, Jadi Tempat Wisata yang Bagus Dikunjungi Bila ke Mesir

“Datanglah padaku, datanglah padaku, ibu Isis; Lihat, saya melihat apa yang jauh dari kota saya”.

Beberapa kunci yang mereka gunakan untuk menafsirkan mimpi adalah sebagai berikut: Jika seseorang melihat dirinya, misalnya, mengubur seorang tua, ini ditafsirkan sebagai pertana baik karena diidentifikasi sebagai tanda kemakmuran.

Namun, jika Anda minum bir, itu pertanda penderitaan atau sebaliknya, Anda makan daging buaya, itu berarti pertanda akan menjadi pegawai negeri.

Berikut ini beberapa interpretasi menurut papirus Buku Mimpi Mesir Kuno, yaitu:

- Mati: itu pertanda baik karena itu adalah tanda umur panjang

- Mengumpulkan kurma: berita bagus karena para dewa akan memberi Anda makanan

- Mengubur orang tua: itu pertanda baik karena melambangkan kemakmuran

- Bercermin di cermin: pertanda buruk karena dia akan punya istri baru

- Minum bir: perasaan tidak enak karena penderitaan akan datang

Baca Juga: Mumi Tutankhamun pun Dilengkapi dengan Dua Bilah yang Terbungkus dalam Sarung Emas, Inilah Belati Mesir Kuno, Tak Hanya Digunakan Raja Sebagai Perhiasan, Juga Makna Religius

- Makan buaya: masa depan yang baik, dia akan menjadi pegawai negeri

- Lihat ular: perselisihan yang tertunda akan segera diselesaikan

- Gigi rontok: siapa pun yang memiliki mimpi ini akan mati.

Isi dari Kitab Mimpi tersebut memberikan daftar mimpi dan interpretasinya.

Di setiap baris dijelaskan apakah mimpi itu baik atau buruk.

Dalam kasus terakhir itu muncul dengan tinta merah, interpretasi juga disertakan.

Pertama, semua mimpi baik dijelaskan, kemudian barulah semua mimpi buruk.

Di setiap halaman ada kolom yang dimulai dengan teks: 'Jika seorang pria melihat dirinya sendiri ...'.

Di bagian belakang juru tulis Qenherjopshef, salah satu pemilik papirus dan yang juga muncul di The Papyrus Salt, menulis sebuah puisi tentang Pertempuran Kadesh.

Baca Juga: Sebenarnya Tidak Penting, Tapi Perbedaan Status Sosial Bisa Dilihat dari Pakaian yang Dikenakan Orang-orang Mesir Kuno, Pria dengan Rok Pendek, Wanita Kenakan Gaun dengan Tali di Bahu, Lalu Anak-anak?

Buku Mimpi ini kemungkinan berasal dari Dinasti Kesembilan Belas, pada awal pemerintahan Ramses II.

Berasal dari Deir el-Madinah, disumbangkan oleh Alfred Chester Beatty ke British Museum.

Seperti seluruh koleksi, buku tersebut ditemuakn di sebuah makam (no. 1165) di Deir el-Medina pada tahun 1928, oleh pekerja penggalian Bernard Bruyre.

Koleksi ini awalnya milik juru tulis Qenherjopshef, yang lahir pada tahun ke-16 pemerintahan Ramses II dan meninggal pada usia sekitar 70 tahun, pada masa pemerintahan Siptah.

Baca Juga: Mulai dari Cukur Rambut Sampai Habis, Kenakan Wig, Hingga Rambut Dikepang, Inilah Gaya Rambut Mesir Kuno yang Menemani dalam Perjalanan Kehidupan Selanjutnya

Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari

Artikel Terkait