Intisari-Online.com – Tidak hanya Mesir Kuno, Afrika juga memiliki sejarah yang luas dan membentang berabad-abad.
Sejarahnya terdiri dari Kekaisaran Afrika yang perkasa yang berperan dalam membentuk dunia.
Mulai dari Kekaisaran Mali yang agung, hingga Kerajaan Aksum, kekaisaran-kekaisaran ini membuat tandanya sendiri dalam sejarah.
Inilah 8 Kerajaan Afrika Kuno yang perkasa.
1. Kekaisaran Mali Besar Afrika
Merupakan salah satu Kekaisaran Afrika yang paling terkenal dan diakui, Kekaisaran Mali berkembang dari abad ke-13 hingga ke-17.
Raja Sundiata Keita, yang dikenal juga sebagai ‘Raja Singa’ membentuk Kekaisaran ini.
Saat berpengaruh pada Afrika Barat melalui penyebaran adat-istiadat, hukum, dan bahasa.
Kekaisaran ini memiliki banyak debu emas dan deposit garam yang membantu memperluas aset komersialnya.
Salah satu raja kekaisaran yang terkenal adalah Mansa Musa, pernah dikenal sebagai orang terkaya di Bumi.
Kekaisaran Mali termasuk kota Timbuktu, yang menjadi pusat pembelajaran penting di dunia.
Salah satu lembaga penting Timbuktu adalah ‘Madrasah Sankore’, yang pada masa puncaknya menampung sekitar 700.000 manuskrip.
Kekaisaran Mali juga menjadi pusat agama Islam, namun setelah kematian Mansa Musa, kekaisaran ini jatuh dalam kemunduran dan kepemimpinan yang buruk, hingga terjadi perang saudara.
2. Kekaisaran Afrika Songhai
Kekaisaran Songhai mengambil alih Kekaisaran Mali, yang pada puncak kekuasaannya menjadi salah satu negara bagian terbesar di Afrika Barat.
Raja Sonni Ali dari Songhai berperan penting dalam melampaui Kekaisaran Mali dan menyerapnya, berkembang sepanjang abad ke-16 melalui kendalinya atas perdagangan trans-Sahara.
Raja Songhai Mohammed I Askia bertanggung jawab memperluas wilayah kekaisaran dengan menaklukkan tanah baru, juga bertanggung jawab mendirikan ratusan sekolah Islam di Timbuktu.
Namun, kerajaan ini mengalami pengurunan pada kuartal terakhir abad ke-16 karena perselisihan di dalam dan perang saudara, akhirnya Sultan Maroko menaklukkan kekaisaran ini.
3. Kerajaan Kush
Berperan penting mendefinisikan lanskap budaya dan politik Afrika timur laut selama ribuan tahun.
Kerajaan ini muncul dari Nubia, Sudah, dan mencapai puncaknya pada milenium ke-2 SM, ketika menguasai wilayah luas sepanjang Sungai Nil.
Kekaisaran terdiri dari 3 Kerajaan Kushite yang berkuasa dengan ibu kota Kerma, Napata, dan Mero.
Menjadi pusat perdagangan utama dan memperdagangkan emas, gading, kayu, dan bahan lainnya.
Salah satu raja Kushite Piye, menginvasi Mesir dan menjadi Firaun Kush pertama dari Dinasti ke-25 Mesir, yang kemudian memerintah Mesir selama hampir satu abad.
Kushite membangun piramida mereka sendiri untuk pemakaman orang mati.
Kerajaan ini berkembang di Meroe cukup lama, dan menjadi rumah banyak piramida.
Orang Kushi memiliki sistem perdagangan sendiri dan alfabet bahkan bahasa sendiri.
Kekaisaran ini berakhir setelah masuknya Mesir ke dalam Kekaisaran Romawi.
4. Tanah Punt
Tanah Punt merupakan Kekaisaran Afrika yang misterius, sering digambarkan sebagai ‘tanah para Dewa’.
Hieroglif Mesir menggambarkan bahwa Punt kaya akan sumber daya dan para pedagang mengunjungi tanah itu, kemudian kembali dengan emas, gading, kulit binatang, kayu harum, dupa, kayu hitam, dan produk lainnya.
Ekspedisi terkenal Ratu Hatshepsut mengawasi pertukaran pohon hidup antara Mesir dan Punt, yang menandai keberhasilan pertama transplantasi fauna asing dan membeli kembali pohon hidup ke Mesir.
Bukti sejarah, melansir Museum Fact, juga menunjukkan bahwa orang Mesir berdagang dengan Punt sejak masa pemerintahan Firaun Khufu, dinasi ke-4.
Dari teks-teks kuno, Tanah Punt sepertinya terletak di negara bagian Somalia modern, meski masih diperdebatkan.
5. Kerajaan Aksum
Kerajaan Aksum atau Kekaisaran Aksumite merupakan kerajaan Afrika kuno, yang menjadi kunci penting pada jalur perdaganan antara Roma Kuno dan India Kuno.
Mencetak mata uang sendiri untuk memfasilitasi perdagnagan, dan membuat skrip mereka sendiri ‘Ge’ez’, yang masih digunakan di Ethiopia.
Kerajaan Aksum menjadi salah satu dari empat kekuatan besar, yang lain adalah Cina, Roma, dan Persia.
Di bawah Raja Ezana, Aksum mengadopsi agama Kristen dan menjadi salah satu kerajaan pertama di dunia yang melakukannya, kemudian menjadi dasar bagi Gereja Ortodoks Ethiopia.
Kekaisaran menurun menjelang akhir abad ke-6.
Aksum dianggap sebagai rumah yang diduga milik Ratu Sheba dan tempat peristirahatan Bahtera Biara.
6. Kerajaan Zimbabwe
Terkenal dengan ibu kotanya ‘Great Zimbabwe’, memiliki monumen kuno terbesar di Afrika Selatan yang disebut ‘Kandang Besar’.
Kerajaan ini makmur antara abad ke-13 dan 15, hingga mencapai populasi sekitar 20.000 orang.
Kekaisaran Afrika ini memerintah atas Botswana, Zimbabwe, dan Mozambik, mengendalikan perdagangan barang-barang berharga seperti emas dan gading dari pedalaman hingga pantai tenggara Afrika.
Bukti dari artefak yang ditemukan seperti tembikar China dan tekstil Eropa menunjukkan bahwa negara ini pernah menjadi pusat perdagangan yang baik.
Kerajaan menurun menjelang akhir abad ke-15, dan ibu kotanya secara misterius ditinggalkan.
7. Kerajaan Mutapa
Menurut legenda, setelah runtuhnya Kerajaan Z imbabwe, pangeran prajurit Nyatsimba Mutota meninggalkan kerajaan untuk mencari garam, yang ditemukannya di antara suku pemburu gajah di dekat Sungai Zambezi.
Dia kemudian menguasai wilayah tersebut dan mendirikan Kekaisaran Mutapa.
Penerus Mutota, Mwened Matope, memperluas kerajaan melalui berbagai kampanye militer, dan makin memperluas kejayaan kerajaan melalui perpajakan dan perdagangan jarak jauh.
Kekaisaran Afrika ini berumur pendek dan menurun pada awal abad ke-17, Portugis menggulingkannya kemudian dan menjadikan negara bawahan.
8. Kerajaan Abyssinia
Disebut juga Kekaisaran Ethiopia, yang membentang dari Eritrea ke Ethiopia, dibentuk oleh raja-raja dari dinasti Solomonid.
Peguasa pertama adalah Yekuno-Amlak yang mengklaim bahwa dirinya adalah keturunan Menelik I, putra Raja Sulaiman dan Ratu Sheba.
Raja-raja Solomonid memperluas wilayah melalui peperangan, agama, dan diplomasi.
Ethiopia menjadi satu-satunya negara Afrika bersama dengan Liberia yang menentang kolonialisme Eropa.
Kekaisaran menurun ketika mereka kalah dalam Perang Italia-Ethiopia Kedua pada tahun 1935 dan garis panjang penguasa Solomonid akhirnya berakhir setelah penghapusan monarki pada tahun 1974.
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari