Gawat! Virus Corona Hanya Permulaan, Terkuak China Temukan Ada 18 Hewan yang Membawa Jenis Virus Baru, Disebut Juga Membahayakan Manusia!

Afif Khoirul M
Afif Khoirul M

Editor

Ilustrasi Covid-19
Ilustrasi Covid-19

Intisari-online.com - Virus corona disebut sebagai virus yang beradal dari alam, dengan inang seekor kelelawar.

Namun, tahukah Anda bahwa China baru saja menemukan virus lain pada hewan liar yang bisa membahayakan manusia.

Program Penelitian dan Pengembangan Inti Nasional China telah mendukung para ilmuwan di banyak organisasi, mencari ancaman pandemi di masa depan.

Ini adalah studi komprehensif pertama China untuk menilai hewan liar mana yang paling mungkin membawa virus yang dapat menyebabkan wabah pandemi.

Baca Juga: Jika Manusia Makin Tua Makin, Lemah Hewan Ini Makin Tua Justru Makin Sehat, Ilmuwan Bongkar Rahasia Umur Panjang Hewan Ini Untuk Digunakan Manusia

Mempelajari hewan liar yang diperdagangkan di pasar Cina, para ilmuwan mengidentifikasi 71 virus pada mamalia.

Dari jumlah tersebut, 18 dianggap "berisiko tinggi" bagi manusia dan hewan peliharaan.

Musang, karnivora mirip kucing yang terlibat dalam penyebaran virus pernapasan akut yang parah di pasar di Cina selatan hampir 20 tahun yang lalu.

Hewan ini membawa bakteri yang paling mengkhawatirkan, menurut penelitian yang dipublikasikan hari ini.

Baca Juga: Berpangkat Kapten hingga Bak Selebritas Dunia, Inilah 7 Kucing Pelaut Paling Terkenal dalam Sejarah

Penulis di China, AS, Belgia, dan Australia tidak menemukan sesuatu yang mirip dengan SARS-CoV-2, virus penyebab pandemi Covid-19.

Namun, mereka telah menunjukkan bahwa strain yang dibawa oleh kelelawar menginfeksi hewan lain, menimbulkan risiko penyebaran penyakit berbahaya.

Rekan penulis Edward Holmes, ahli biologi evolusi di University of Sydney, Australia, mengatakan dalam email, "Studi ini juga menunjukkan bahwa manusia secara rutin menularkan virus mereka ke hewan lain. Ada lalu lintas virus dua arah."

Pasar perdagangan satwa liar di China diperkirakan bernilai 82 miliar dollar AS pada tahun 2016.

China melarang perdagangan satwa liar setelah wabah Covid-19 muncul.

Menyusul langkah ini, pada awal 2020, China mengakui kondisi sanitasi yang buruk dan kontak dekat antara hewan dan manusia.

Baca Juga: Takut Salah Sasaran? Ini Cara Membasmi Tikus Tanpa Racun, Dijamin Hewan Peliharaan Aman!

Pada saat yang sama, keragaman spesies di pasar hewan hidup dan restoran yang mereka layani menciptakan tempat berkembang biak yang ideal untuk penyakit menular yang baru muncul.

Banyak satwa liar yang sedang diselidiki dipajang di pasar grosir makanan laut Huanan di Wuhan, pusat penyebaran wabah Covid-19.

Di antara temuan virus yang luar biasa, para ilmuwan mengidentifikasi untuk pertama kalinya keberadaan virus hepatitis E dan strain influenza H9N2 pada musang.

Ahli biologi Holmes, yang dianugerahi Penghargaan Sains Perdana Menteri Australia,hal tersebut.

"Hewan yang dijual di pasar hewan hidup membawa banyak patogen virus. Saat-saat, lingkungan yang menguntungkan bisa. memudahkan virus ini menyebabkan pandemi global," katanya.

Artikel Terkait