Pada saat itu dia akan diproklamirkan sebagai dewa utama dari jajaran Mesir, menjadi identifikasi dengan sosok firaun dengan kekuatannya.
Dalam konteks inilah ia mulai mengidentifikasi dengan dewa kota Heliopolis, dewa Ra, membantuk kombinasi Amun-Ra dan memberinya kekuatan kreatif serta pembangkit segala sesuatu yang ada, termasuk dewa-dewa lainnya.
Kultus Amun berasal dari Thebes, ketika semakin populer menyebar ke seluruh Mesir Hulu dan Hilir.
Di kota inilah dua tempat suci utamanya berada, yaitu Karnak dan Luxor, meskipun tempat lain juga menonjol, seperti Debod.
Seperti dewa-dewa lain yang membentuk panteon Mesir, pemujaan Amun dilakukan setiap hari di semua kuil yang didedikasikan untuknya.
Hal itu tentang memuaskan kebutuhan dewa seolah-olah dia manusia, untuk itu komunitas imam mencuci sosok mereka, memberi aroma, memberi makanan, termasuk membawa mereka keluar dalam prosesi.
Dalam kasus Amun, ritus-ritus ini dikembangkan dengan sangat rahasia dan dalam konteks triad Theban.
Komunitas religiusnya, yang bertanggung jawab atas pemeliharaan ritus-ritus ini, mengumpulkan kekuatan yang sangat besar.
Sepanjang tahun, dua festival yang berhubungan dengan kultus Amun sangat menonjol, yaitu Opet dan Festival Indah Lembah, atau ‘heb nefer en inet dalam bahasa Mesir’.
Penulis | : | K. Tatik Wardayati |
Editor | : | K. Tatik Wardayati |
KOMENTAR