Intisari-Online.com - Di Indonesia, jumlah kasus virus corona sudah menurun tajam.
Awalnya Indonesia sempat menjadi episentrum pandemi virus corona dengan jumlah kasus virus corona tertinggi di dunia.
Namun kini rata-rata kasus harian Covid-19 di Indonesia hanyalah di bawah 900 kasus. Bahkan terkadang di bawah 500 kasus.
Ketika kasus virus corona di Indonesia menurun tajam, justru beberapa negara tengah dilanda lonjakan kasus.
Salah satunya di Jerman.
Dilansir daribbc.com pada Kamis (11/11/2021), salah satu ahli virologi top Jerman telah memperingatkan bahwa 100.000 orang lagi akan meninggal.
Itu bisa terjadi jika tidak ada yang dilakukan untuk menghentikan gelombang keempat yang agresif.
Diketahui jumlah kasus telah melonjak dan Jerman pada hari Rabu mencatat tingkat infeksi tertinggi sejak pandemi dimulai, dengan hampir 40.000 kasus dalam sehari.
"Kita harus bertindak sekarang," kata Christian Drosten, yang menggambarkan situasi darurat yang sebenarnya.
Dokter di bangsal perawatan intensif Covid-19 di Rumah Sakit Universitas Leipzig memperingatkan gelombang keempat ini bisa menjadi yang terburuk.
Satu pasien di sini, seorang wanita berusia 20-an, baru saja melahirkan.
Bayinya baik-baik saja, tetapi staf mengatakan mereka tidak tahu apakah dia akan selamat.
Negara bagian Saxony ini memiliki tingkat infeksi tujuh hari tertinggi di Jerman dengan 459 kasus per 100.000 orang. Angka nasional adalah 232 kasus.
Sertajuga memiliki tingkat vaksin terendah. Hanya 57% dari populasi di sini yang telah divaksinasi.
Sebagai contoh, ada 18 pasien di bangsal Covid-19. Hanya empat yang sudah divaksinasi.
"Sangat sulit untuk membuat staf termotivasi untuk merawat pasien sekarang di gelombang keempat ini," kata Prof Sebastian Stehr, yang mengepalai departemen.
"Sebagian besar penduduk masih meremehkan masalah ini."
Saat ini, kata Prof Sehr, kebanyakan orang akan mengenal seseorang yang mengidap Covid dan karenanya harus waspada terhadap risiko infeksi.
"Namun demikian, kami masih melihat begitu banyak pasien yang tidak divaksinasi,"tambahnya.
Menteri Kesehatan Jerman secara terbuka menyalahkan orang-orang itu atas melonjaknya kasus.
Dia menggambarkan situasi saat ini sebagai "pandemi orang yang tidak divaksinasi".
Pada awal minggu ini, Saxony melarang orang yang tidak divaksinasi dari bar, restoran, acara publik dan fasilitas olahraga dan rekreasi.
Setidaknya beberapa negara bagian lain diperkirakan akan mengikuti.
Hal itu membuat para anti-vaksin di Jermansangat marah. Beberapa ribu protes akhir pekan lalu di Leipzig.
"Ini adalah diskriminasi, dan kami ingin menyatakan dengan tegas bahwa kami tidak menerima ini di masyarakat kami," kata Leif Hansen, yang mewakili anti-anti-vaksin "Bewegung Leipzig" (Gerakan Leipzig).
Diabahkan tidak mempercayai perusahaan yang membuat vaksin atau pihak berwenang yang menyetujuinya.
Alhasil dia tidak mau dirinya dan anak-anaknya divaksinasi.
Diketahui, 16juta orang Jerman di atas usia 12 tahun belum sepenuhnya divaksinasi.
Pemerintah Jerman telah mengakui bahwa tidak mungkin untuk membujuk banyak dari orang-orang itu sekarang, dan para politisi khawatir bahwa perpecahan sosial akan semakin dalam.
Terakhir, di unit perawatan intensif Covid-19 mereka khawatir kerusakan terjadi.
Operasi telah dibatalkan, prosedur ditunda untuk memberi jalan bagi pasien Covid-19.
Bagi Jerman, yang menemukan salah satu vaksin Covid-19 pertama di dunia, hal ini tentu adalah sumber rasa malu yang besar.