Itu adalah mengenai pembukaan kembali konsulat AS di Yerusalem untuk Palestina.
Duduk di sebelah Menteri Luar Negeri Israel di Washington Oktober ini, Menteri Luar Negeri Antony Blinken menyatakan niat AS dengan jelas: Amerika ingin membuka kembali konsulat mereka di Yerusalem untuk melayani warga Palestina.
"Kami akan bergerak maju dengan proses pembukaan konsulat sebagai bagian dari pendalaman hubungan dengan Palestina," kata Blinken di Departemen Luar Negeri.
Kurang dari sebulan kemudian, kepemimpinan politik Israel juga jelas menyampaikan: tidak ada rencana untuk menyetujui konsulat semacam itu (negara tuan rumah harus menyetujui konsulat asing baru).
Ditanya oleh CNN pada konferensi pers Sabtu malam tentang niat AS, Perdana Menteri Naftali Bennett mengatakan pemerintahnya telah menyampaikan pendapatnya kepada Amerika "dengan jelas dan terbuka."
"Tidak ada ruang untuk konsulat Amerika lainnya di Yerusalem. Kami selalu menyajikan posisi kami dengan tenang tanpa drama dan kami berharap itu dapat dipahami. Yerusalem adalah ibu kota satu negara dan itu adalah negara Israel," kata Bennett, berdiri di samping Menteri Luar Negeri Yair Lapid dan Menteri Keuangan Avigdor Liberman, melansir CNN, Minggu (7/11/2021).
"Saya yakin teman-teman Amerika kami dan kami akan terus berkolaborasi dalam daftar panjang hal-hal besar."
Lapid, yang duduk di sebelah Blinken saat dia membuat komentar di Washington bulan lalu, menggemakan sentimen Bennett, menambahkan bahwa jika Amerika ingin membuka konsulat untuk Palestina di Ramallah, mereka akan dipersilakan untuk melakukannya.
Penulis | : | Tatik Ariyani |
Editor | : | Tatik Ariyani |
KOMENTAR