Pantesan China Mendadak Darurat Covid-19 Padahal Hampir Seluruh Dunia Mulai Mereda, Ternyata Wilayah Bebas Covid-19 Dianggap Dalam Kondisi Darurat, Ini Penyebabnya

Tatik Ariyani

Editor

Kasus virus corona di China.
Kasus virus corona di China.

Intisari-Online.com -Kota Qiqihar, provinsi Heilongjiang, China pada 30 Oktober mengumumkan keadaan darurat untuk 5,3 juta orang.

Pemerintah Qiqihar mengatakan bahwa warga tidak boleh meninggalkan kota tanpa hasil tes Covid-19 yang dilakukan dalam waktu 48 jam.

Keadaan darurat diumumkan oleh Qiqihar dalam konteks epidemi Covid-19 yang menyebar di banyak provinsi di China.

Namun, kota ini belum mendeteksi adanya infeksi virus dalam wabah baru tersebut.

Baca Juga: Bukan Vaksin Covid-19, Ilmuwan Beberkan Penemuan Terbaru Antibodi Terkuat yang Paling Ampuh Melawan Virus Corona, Ternyata Bukan dari Vaksinasi Tetapi Justru dari Kondisi Ini

Menurut pengumuman itu, Qiqihar juga akan secara ketat memeriksa lembar tes Covid-19 di stasiun kereta api, stasiun bus, pintu masuk bandara, halte lalu lintas, dll.

Orang-orang dari Harbin yang datang ke kota ini dalam 7 hari terakhir harus membuat pernyataan medis kepada pihak berwenang.

Harbin sendiri berjarak 300 km dari Qiqihar.

Melansir 24h.com.vn, Senin (1/11/2021), mulai 30 Oktober, Qiqihar akan menggelar tes Covid-19 untuk 5,3 juta orang di seluruh kota.

Baca Juga: Bukan Vaksin Covid-19, Ilmuwan Beberkan Penemuan Terbaru Antibodi Terkuat yang Paling Ampuh Melawan Virus Corona, Ternyata Bukan dari Vaksinasi Tetapi Justru dari Kondisi Ini

Keputusan pemerintah Qiqihar tersebut membuat beberapa netizen mempertanyakan apakah kota tersebut “terlalu stress” dan menerapkan strategi “nol Covid” secara mekanis ketika tidak ada kasus terdeteksi di daerah terinfeksi, serta jauh dari daerah epidemi.

Mencoba menerapkan "nol Covid" dengan tindakan karantina yang ketat, beberapa provinsi dan kota di China berada di bawah tekanan besar karena kegiatan sosial ekonomi yang terhenti, menurut SCMP.

Pada 31 Oktober, Komisi Kesehatan Nasional China (NHC) mengatakan bahwa negara itu mencatat tambahan 48 kasus Covid-19 yang ditularkan di masyarakat setelah 24 jam.

Di antaranya, 18 kasus infeksi Covid-19 terdeteksi di kota Heihe dan Harbin, provinsi Heilongjiang.

Mulai 1 November, Harbin melarang pengajaran tatap muka selama seminggu untuk institusi pendidikan di seluruh kota.

Siswa harus tinggal di rumah dan belajar online.

Pada 30 Oktober, Mi Feng - juru bicara NHC - mengatakan bahwa wabah terbaru Covid-19 di China masih berkembang "parah dan rumit".

Baca Juga: Jangan Kaget! Coba Cek Apakah Terjadi di Rumah Anda, Inilah Penyebab Tikus Suka Datang ke Rumah yang Sering Tak Disadari

Kasus Covid-19 saat ini tercatat di 14 provinsi di China, banyak wabah menyebar di masyarakat.

Dari 17 hingga 30 Oktober, China mencatat lebih dari 400 infeksi Covid-19 domestik, sebagian besar terkonsentrasi di provinsi timur laut dan barat laut negara itu.

Menurut komentar optimis dari beberapa ahli medis China, wabah Covid-19 terbaru dapat dikendalikan dalam waktu satu bulan dengan strategi "zero tolerance" yang diterapkan negara tersebut.

Artikel Terkait