'Paru-paruku Sampai Dimatikan, Aku Benar-benar Sekarat', Detik-detik Seorang Anti-Vaksin Meregang Nyawa Usai Terinfeksi Covid-19, Kalimat Terakhirnya Begitu Getir

Tatik Ariyani

Editor

Mike Jonesbatch yang menolak divaksin Covid-19, kemudian kondisinya kritis dan meninggal
Mike Jonesbatch yang menolak divaksin Covid-19, kemudian kondisinya kritis dan meninggal

Intisari-Online.com - Cerita orang-orang yang menolak vaksinasi Covid-19 dan hidupnya berakhir tragis banyak terjadi.

Salah satunya adalah pria bernamaMike Jonesbatch dari Colorado ini.

Sebelum kondisinya kritis di rumah sakit dan kemudian meninggal,Jonesbatch adalah seorang anti-vaksin Covid-19.

Sebelummeninggal,Jonesbatch memposting video langsung ke Facebook tentang dirinya yang diintubasi.

Baca Juga: Fotonya Bocor Hingga Viral di Dunia, Inilah Potret Mengenaskannya Kondisi Brasil Akibat Covid-19, Krisis Pangan Memaksa Mereka Harus Konsumsi Makanan Tak Layak Ini

Melansir Yahoo News Australia, Rabu (6/10/2021), Jonesbatch memposting video yangmengakui virus mematikan itu akan membunuhnya dan orang-orang perlu divaksinasi.

"Inilah yang dilakukan covid!" tulisnya, di samping video berdurasi 28 menit tentang dirinya yang berjuang untuk bernapas di rumah sakit.

"Membunuh orang."

Dalam sebuah posting Facebook pada 11 September, Jonesbatch mengatakan dia tidak bisa bernapas lebih dari "tiga detik".

Baca Juga: Bukan Karena Covid-19, MendadakWabah Mematikan Misterus Muncul di India,24 Anak-anak Meninggal Dunia Setelah Dirawat di Rumah Sakit, Ini Gejalanya

"Sebaiknya kalian divaksinasi," tulisnya di postingan Facebook. "Kau tahu aku menentang omong kosong itu, tapi omong kosong ini bertujuan untuk membunuhmu.

"Aku mengalami pembekuan darah di paru-paru dan jantungku. Aku tidak bisa bernapas sendiri selama lebih dari tiga detik danaku kehabisan napas dan pingsan.

Mike Jonesbatch saat kondisinya kritis
Mike Jonesbatch saat kondisinya kritis

"Mereka membawaku ke mesin sialan ini 24/7, tidak bisa makan karenaaku tidak bisa turun dari mesin, tidak bisa tidur, tidak bisa merasa nyaman, tidak bisa berbuat apa-apa selain berbaring di sini dan mati.

"Hanya masalah waktu sebelum semuanya berjalan dan mati," tulisnya.

Jonesbatch memposting video langsung kedua hanya beberapa hari kemudian setelah kondisinya memburuk.

Seorang perawat terdengar mengatakan kepadanya bahwa mereka harus menempatkannya di ventilator karena paru-parunya mati.

"Aku mati, aku sekarat," kata pria itu terengah-engah di awal video.

Baca Juga: Fotonya Bocor Hingga Viral di Dunia, Inilah Potret Mengenaskannya Kondisi Brasil Akibat Covid-19, Krisis Pangan Memaksa Mereka Harus Konsumsi Makanan Tak Layak Ini

Dalam video yang berlangsung selama setengah jam, Jonesbatch berjuang untuk bernapas ketika seorang perawat datang untuk berbicara dengannya untuk menjalani prosedur.

"Aku baru saja melihat ibumu, kami akan membawa iPad sehinggakaudapat berbicara dengannya. Dia di sini bersama putrimu juga," kata perawat, sambil menjawab, berjuang untuk mengatakan "oke."

Ibunya terdengar menangis di video, mendesaknya untuk mendengarkan para profesional kesehatan.

"Paru-parumu mati, mesin perlu melakukan pekerjaan untukmu," perawat itu menjelaskan ketika Jonesbatch mencoba melawannya, dengan mengatakan "itu akan membunuhku".

"Lakukan saja, aku akan ke sana besok," ibunya terdengar berkata. "Lakukan saja, kalau tidak, kamu tidak akan bisa sampai setengah jam berikutnya."

"Aku mencintaimu," lanjutsang ibu, saat Jonesbatch terengah-engah mencoba membalasnya.

Video itu adalah postingan terakhir Jonesbatch di media sosial.

Dalam sebuah posting Facebook pada 4 Oktober, bibinya mengkonfirmasi dia telah meninggal.

Tidak diketahui apakah Jonesbatch bangun lagi sebelum dia meninggal.

Artikel Terkait