Intisari-online.com - Belakangan ini, rumor bahwa Vladimir Putin gunakan wanita cantik untuk menarik perhartian Doland Trump.
Ini diungkapkan oleh beberapa pejabat AS yang percaya Putin gunakan wanita cantik, untuk mengalihkan perhatian Trump selama KTT 2020.
Dalam buku baru, mantan sekretaris pers Gedung Putih Stephanie Grisham menyebutkan teori terkait KTT Rusia-AS 2019 antara Putin dan Trump.
Ini merupakan senjata tak kasat mata yang membuat Trump tergoda, sekaligus cara cerdik Putin jika memang terbukti.
Secara khusus, Fiona Hill, saat itu seorang pejabat di Dewan Keamanan Nasional AS yang mengkhususkan diri dalam urusan Rusia dan Eropa.
Mengatakan kepada Stephanie bahwa bukan kebetulan bahwa seorang penerjemah wanita cantik dipekerjakan, pihak Rusia yang dipilih dalam pertemuan itu.
Menurut penilaian AS, Putin dikatakan ingin mengalihkan perhatian Trump.
Sekretaris Pers Kremlin, Dmitry Peskov, menolak teori ini, menekankan bahwa Putin tidak berpartisipasi dalam pemilihan penerjemah.
Menurut Daily Mail, berdasarkan foto KTT tahun itu, penerjemah wanita cantik itu diidentifikasi sebagai Daria Boyarskaya, 36 tahun, seorang ahli bahasa di Kementerian Luar Negeri Rusia.
Sebenarnya, ini bukan pertama kalinya Boyarskaya menerjemahkan untuk Presiden Rusia Putin selama pertemuan dengan Presiden AS.
Pada tahun 2016, penerjemah wanita cantik ini terpilih menjadi penerjemah Putin saat bertemu dengan Presiden AS Barack Obama di kota Hangzhou, provinsi Zhejiang, China .
Menurut beberapa catatan sekolah, Boyarskaya bekerja sebagai penerjemah untuk Putin pada pertemuan dengan penasihat keamanan nasional AS John Bolton di Moskow, Rusia, pada Oktober 2018.
Dua tahun sebelumnya, Boyarskaya juga menjadi penerjemah untuk Putin selama pertemuan dengan presiden FIFA - saat itu Gianni Infantino.
Menurut informasi di akun media sosial pribadinya, Boyarskaya secara teratur bekerja di Majelis Parlemen OSCE serta Kementerian Luar Negeri Rusia.
Selain menjadi penerjemah, Boyarskaya juga seorang penari amatir.
Ia lulus dari Universitas Pedagogis Herzen Rusia pada tahun 2009. Sebelum itu, Boyarskaya belajar di Universitas Federal Baltik Immanuel Kant di Kaliningrad, Rusia.
Meski demikian, tuduhan tersebut memang belum terbukti sepenuhnya, jika terbukti ini adalag strategi politik baru yang dilakukan Rusia.