Intisari-Online.com - Peristiwa yang bisa dibilang aneh terjadi di Jepang, mungkin bisa membuat orang bingung mau menilai seperti apa.
Apakah pria ini penjahat atau justru malaikat.
Seorang pria berusia 37 tahun diketahui menculik siswi sekolah menengah pertama ke rumahnya di rumahnya di Honjo, Prefektur Saitama, Jepang.
Bukan hanya satu, tetapi dua gadis ia bawa pulang ke rumahnya setelah mereka berinteraksi lewat media sosial Twitter.
Orangtua 'korban penculikan' itu sampai mengajukan laporan orang hilang di kantor polisi setempat.
Pelakunya adalah seorang pemilik bisnis real estate Jepang bernama Hiroaki Sakaue.
Melansir nextshark.com (6/12/2019), Sakaue ditangkap untuk kedua kalinya karena diduga menculik seorang gadis sekolah menengah pertama dan menahannya di dalam rumahnya selama dua bulan pada
Seperti yang ia lakukan sebelumnya, Sakaue membawa gadis itu ke rumahnya bukan untuk menjadi pembantu apalagi budak nafsu. Lalu apa yang dilakukannya?
Pria itu membuat para siswi SMP tersebut belajar di rumahnya, bahkan merawat mereka.
Tawaran itu juga yang diungkapkannya di Twitter kepada para korbannya.
“Datanglah ke Saitama. Jika kamu belajar, aku akan menjagamu, ” kata pria itu dalam balasan Twitter-nya kepada siswa itu, yang men-tweet mengatakan dia ingin melarikan diri.
Siswa itu kemudian tinggal di apartemennya dari Agustus hingga akhir Oktober.
Dia bahkan sempat mengirim surat kepada orang tuanya untuk memberi tahu mereka bahwa dia masih hidup.
Siswa SMP Hyogo itu bukan satu-satunya gadis yang disimpan Sakaue di apartemennya.
Pria itu juga menahan siswa lain dari Saitama setelah dia menghubunginya pada bulan September.
Selain membuat siswi tersebut menginap di rumahnya, Sakaue mengaku mengurus biaya hidupnya.
Menurut pria tersebut, ia bertindak demikian karena ingin menjadikan para siswi tersebut sebagai karyawan bisnisnya.
“Aku punya gadis lain yang menginap di tempatku. Saya akan membayar biaya hidup Anda, jadi Anda tidak perlu khawatir,” kata Sakaue.
"Saya ingin dia menjadi karyawan di bisnis saya di masa depan," kata pria itu kepada polisi.
Pada bulan September, ayah siswa Saitama mengajukan laporan orang hilang di Kantor Polisi Urawa.
Polisi dapat melacak rumah Sakaue melalui pertukaran Twitter yang dia lakukan dengan para siswa.
Dia pertama kali ditangkap pada 29 Oktober di apartemen sewaannya, di mana polisi menemukan gadis-gadis itu dilaporkan sedang belajar.
Menurut polisi, dua gadis sekolah menengah itu diberi makan tiga kali sehari dan tinggal di rumah yang terpisah.
Gadis-gadis itu dilaporkan bebas untuk pergi kapan pun mereka mau dan diizinkan untuk menghubungi orang tua mereka melalui telepon mereka, Japan Times melaporkan.
(*)