Intisari-Online.com – Bagi Anda yang memiliki keturunan dan memiliki banyak harta, tak perlu repot-repot memikirkan siapa yang akan mengelola kekayaan Anda kelak bila Anda meninggal.
Tapi, bagaimana bila Anda tidak memiliki keturunan?
Mungkin kisah seorang pria yang tinggal sendirian dan tak memiliki keturunan ini bisa membuat Anda sedikit mengulum senyum atau bahkan merenung.
Adalah Luis Carlos de Noronha Cabral de Camara, dia membual tentang dirinya yang memiliki garis keturunan bangsawan Portugis, tetapi bukan orang yang bahagia.
Dia mengakui sebagai anak haram yang tidak dicintai dari seorang wanita bangsawan.
Dia juga kaya, sayangnya memiliki sedikit teman dan tidak memiliki keturunan sendiri.
Maka, ketika harus menulis surat wasiatnya 20 tahun yang lalu, dia meminta sebuah buku telepon Lisbon kepada notaris Portugis dan memilih nama secara acak.
Luis Carlos yang tidak bahagia itu minum-minum hingga mengantar dirinya sendiri ke dalam kubur.
Ahli waris yang dipilih secara acak menerima surat pengacara yang memberi tahu bahwa mereka dapat mengklaim bagian dari kekayaannya.
“Saya pikir itu semacam lelucon sadis,” kata seorang wantia berusia 70 tahun bernama Helena kepada surat kabar Sol Portugal.
“Saya belum pernah mendengar tentang pria itu.”
“Saya menelepon pengacara dan dia mengatakan bahwa pria itu memilih nama dari buku telepon,” kata pensiunan Vitor Mendes kepada surat kabar itu.
“Kita tidak mungkin mendapat sebanyak itu. Bayangkan, dia menyebutkan 70 nama!”
Dengan sebuah apartemen 12 kamar di pusat Lisbon, sebuah rumah di dekat kota utara Guimaraes, beberapa rekening bank yang sehat, sebuah mobil mewah, dan dua sepeda motor atas namanya, itu berarti wasiat Luis Carlos dengan ahli waris acaknya, masing-masing hanya memperoleh beberapa ribu euro saja.
Luis dibesarkan oleh seorang pengasuh dan mewarisi real estat berharga dari neneknya, yang sedikit demi sedikit dia jual untuk melampiaskan pada hasrat besarnya, berupa sepeda motor, menembak, dan minum minuman keras.
Anibal Castro, seorang mantan teman Luis yang menyaksikan surat wasiat itu mengatakan, “Dia pikir tidak akan menyerahkan kepada negara, karena telah merampok uangnya sepanjang hidupnya.
Makanya dia sengaja membuat kebingunan dengan menyerahkan barang-barangnya kepada orang asing.”
Castro menambahkan, “Saya ingat notaris menanyakan beberapa pertanyaan kepadanya untuk memastikan bahwa dia tidak marah setelah dia meminta untuk menyerahkan buku telepon Lisbon.”
Ingin mendapatkan informasi lebih lengkap tentang panduan gaya hidup sehat dan kualitas hidup yang lebih baik? Langsung saja berlangganan Majalah Intisari. Tinggal klik di https://www.gridstore.id/brand/detail/27/intisari