Intisari-Online.com – Indonesia berhasil melampaui target vaksinasi dari Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) dan bahkan masuk dalam daftar10 negara dengan suntikan vaksin terbanyak di dunia.
Juru bicara penanganan Covid-19 Reisa Broto Asmoro mengatakan, capaian tersebut menjadi modal penting bagi Indonesia untuk menggelar sejumlah kegiatan berskala internasional.
“Mulai dari ajang olahraga World Superbike 2021, Grand Prix Moto GP 2022, hingga agenda kenegaraan, seperti Pertemuan Presiden G20 dan ASEAN 2023,” ujar Reisa dalam keterangan resminya, Sabtu (25/9/2021).
Sebagai informasi, WHO menargetkan vaksinasi setiap negara setidaknya 10 persen dari populasi pada September 2021 dan 40 persen pada akhir 2021.
Adapun pertengahan 2022, WHO menargetkan 70 persen populasi dunia telah divaksinasi.
“Indonesia sudah melampaui target 10 persen. Bahkan, sudah mencapai benchmark atau target 40 persen pemberian dosis pertama di minggu ini,”kata Reisa.
Ia menambahkan, sebanyak 22,73 persen dari 208.265.720 sasaran vaksinasi di Indonesia sudah menerima dosis kedua.
Hal itu dapat dicapai karena pemerintah Indonesia gencar menyediakan dan mendistribusikan stok vaksin ke seluruh daerah.
Untuk diketahui, hingga Jumat (24/9/2021), pemerintah Indonesia telah menerima lebih dari 273,6 juta dosis vaksin.
Vaksin tersebut berhasil didapat melalui jalur pembelian langsung, kerja sama global Covid-19 Vaccines Global Access (Covac) Facility, serta hibah dari negara-negara sahabat.
Sepanjang Januari 2021 hingga September 2021, pemerintah telah menyalurkan lebih dari 179,8 juta dosis vaksin ke seluruh Indonesia. Seluruh jenis vaksin yang disediakan oleh pemerintah telah mendapatkan persetujuan WHO dan Badan Pengawas Obat dan Makanan (BPOM).
“Vaksin yang ada di Indonesia dijamin aman, bermutu, dan berkhasiat,” paparnya.
Kolaborasi lintas sektor
Reisa mengatakan, keberhasilan Indonesia masuk dalam 10 besar negara dengan suntikan terbanyak merupakan hasil kolaborasi lintas sektor, baik pemerintah, akademisi, peneliti, swasta, serta masyarakat.
Mulai dari peneliti vaksin asal Indonesia, pekerja industri vaksin, hingga petugas pengiriman, bandara, keamanan, distribusi vaksin, serta vaksinator yang melayani masyarakat.
Oleh karena itu, Reisa mengimbau masyarakat untuk mengapresiasi upaya tersebut dengan cara melakukan vaksinasi dan tidak memilih-milih vaksin.
“Selain sebagai alat perlindungan terhadap risiko berat dan kematian akibat Covid-19, vaksinasi juga memudahkan masyarakat untuk mengakses ruang publik yang menggunakan aplikasi PeduliLindungi, seperti mal dan gedung perkantoran,” tutur Reisa.
Untuk diketahui, aplikasi PeduliLindungi memberi kenyamanan pada masyarakat saat berada di ruang umum. Pasalnya, aplikasi ini dapat menginformasikan kapasitas maksimal tempat yang dikunjungi untuk meminimalisasi risiko penyebaran Covid-19.
Hingga saat ini, aplikasi PeduliLindungi telah diunduh oleh 40 juta pengguna.
Selain itu, PeduliLindungi membantu masyarakat untuk menyimpan sertifikat vaksin serta data hasil tes secara digital. Aplikasi ini juga terhubung dengan electronic health alert card (E-Hac) sebagai syarat penerbangan.
Optimalisasi aplikasi PeduliLindungi
Reisa menambahkan, aplikasi PeduliLindungi juga digunakan untuk mendukung gelaran Pekan Olah Raga Nasional (PON) XX Papua. Tujuannya, untuk melindungi kesehatan atlet serta berbagai pihak yang terlibat dalam PON.
Dalam event olahraga tersebut, PeduliLindungi diimplementasikan secara menyeluruh, mulai saat keberangkatan, kedatangan, keluar masuk lokasi, serta menyimpan hasil tes Covid-19 untuk digunakan dalam perjalanan.
“Guna meminimalisasi risiko penularan dalam PON XX Papua, diperkenalkan pula sistem bubble atau lokasi berkaitan. Peserta tidak diperkenankan melakukan kegiatan di luar rencana dan tidak boleh melakukan kontak langsung dengan orang lain di luar bubble,” jelasnya.
Reisa juga mengingatkan pentingnya partisipasi seluruh pihak dalam menyukseskan PON XX Papua. Dengan demikian, Indonesia mampu membuktikan menggelar acara berskala besar secara terkendali di tengah pandemi Covid-19.
Sebab itu, lanjut Reisa, seluruh pihak harus turut mempertahankan prestasi yang dicapai Indonesia dalam mengendalikan Covid-19.
Ia mengatakan, pihaknya juga mendorong pemerataan vaksinasi pada kelompok termasuk lansia dan penyandang disabilitas serta mengajak masyarakat disiplin jalankan protokol kesehatan (prokes).
“Meski aktivitas ekonomi sudah kembali naik dengan menerapkan prokes secara ketat dengan prinsip 5M, yaitu memakai masker, mencuci tangan dengan sabun dan air mengalir, menjaga jarak, menjauhi kerumunan, serta mengurangi mobilitas,” kata Reisa.