Intisari-Online.com - Aliansi AUKUS mendapat berbagai respon.
Aliansi AUKUS yang terdiri dari Amerika Serikat (AS), Inggris, dan Australia itutelah menyetujui kesepakatan kapal selam nuklir baru.
Tujuannya guna menanggapiagresi China di Indo-Pasifik.
Ketika aliansi baru terbentuk di Pasifik melawanChina, seorang diplomat senior China angkat bicara.
Sha Zukang, mantan duta besar untuk PBB, mengatakan kepada China Arms Control and Disarmament Association bahwaChina harus memeriksa kembali dan menyempurnakan pendekatannya terhadap senjata nuklir.
Sha mengatakan kebijakan untuk tidak menjadi yang pertama menggunakan senjata nuklir harus dibatalkan.
Alasannya karena AS membangun aliansi militer baru dan karena meningkatkan kehadiran militernya di lingkunganChina.
Kini negosiasi antaraChina-AS yang setuju bahwa tidak ada pihak yang akan menggunakan senjata nuklir terlebih dahulu sudah tidak cocok lagi.
“Untuk beberapa waktu di masa depan, AS akan melihat China sebagai pesaing utamanya dan bahkan musuhnya," kataSha seperti dilansir dari express.co.uk pada Sabtu (25/9/2021).
Sejak 1968, Beijing telah mengadopsi kebijakan di mana ia hanya akan menggunakan senjata nuklir sebagai pembalasan.
Laporan Barat menunjukkan China, negara kelima yang mengembangkan persenjataan nuklir, memiliki persenjataan antara 250 hingga 350 rudal.
Hu Xijin, editor outlet yang dikelola negara Global Times, mengatakan Tentara Pembebasan Rakyat harus memperbesar persenjataannya menjadi 1.000 hulu ledak.
“Kita perlu memiliki persenjataan senjata nuklir yang lebih besar untuk mengekang ambisi strategis AS dan dorongannya terhadap China," kataHu Xijin.
“Anda tidak memohon untuk hidup berdampingan secara damai antar negara, tetapi Anda membutuhkan alat strategis untuk membentuknya.”
Pasca sliansi AUKUS, China memang sangat waspada.
Karenaduanegaraitu akan melengkapi Australia dengan kapal selam bertenaga nuklir.
Walau begitu,Perdana Menteri Australia Scott Morrison mengatakan pihaknya memang memasuki "pakta selamanya" dengan AS dan Inggris.
Tetapi menekankan Canberra tidak ingin memulai konflik nuklir.
“Biar saya perjelas – Australia tidak berusaha untuk membangun industri nuklir atau membangun kemampuan nuklir sipil," kata Horrison.
"Dan kami akan terus memenuhi semua kewajiban non-proliferasi nuklir kami.”
Perdana Menteri Inggris Boris Johnson juga menambahkan kesepakatan itu tidak ditujukan ke China.