Terkecoh Oleh Insting Bertahan Hidupnya Sendiri, Tentara Nazi Ini Bermain Piano Selama 22 Jam Tanpa Henti di Hadapan Tentara Soviet, Hanya untuk Diingatkan akan Kebrutalannya Selama Ini

Khaerunisa

Editor

Tentara SS dipaksa bermain piano, Jerman, 1945.
Tentara SS dipaksa bermain piano, Jerman, 1945.

Intisari-Online.com - Nazi Jerman terkenal akan kebrutralannya selama Perang Dunia II.

Tetapi, kebrutalan kembali kepada mereka selama kemajuan Soviet.

Jerman mengalami kemunduran di front barat, sementara banyak Tentara Merah berusaha untuk menuntut keadilan dengan cara mereka sendiri.

Sama-sama brutal, baik pejuang maupun warga negara Jerman harus menghadapi 'balas dendam' Soviet.

Baca Juga: Bunker Perang Dunia 2 yang Dibangun Tentara Nazi ini Ditemukan di Dalam Reruntuhan Benteng Romawi, Satu-satunya Perampasan Jerman yang Berhasil di Wilayah Inggris

Pejuang yang memilih untuk menyerah tidak diberi ampun.

Mereka sering ditembak setelah pasukan Soviet cukup dekat dengan mereka.

Sementara penduduk sipil di bagian timur Jerman mengalami kejahatan pada tingkat yang sama dengan yang dialami bagian Rusia yang diduduki di bawah kendali Jerman.

Wanita diperkosa tanpa pandang bulu oleh tentara Tentara Merah, kemudian setiap suami atau anak yang mencoba campur tangan seringkali berakhir ditembak.

Baca Juga: Rebus dan Minum Airnya, Ternyata Manfaat Daun Pisang Bukan Hanya untuk Bungkus Makanan Saja, Ini Sederet Manfaat Lainnya

Ada sebuah kisah kebrutalan Tentara Merah terhadap perwira muda SS.

SS sendiri merupakan salah satu cabang tentara Jerman yang juga tak kalah terkenal dengan kebrutalannya.

Setelah menangkap perwira muda SS ini, para penculik Tentara Merah memberinya dua pilihan.

Ia harus bermain piano di rumah tempat dia ditangkap atau ditembak.

Baca Juga: Pantas Saja Jadi Nama Detasemen Militer Wanita di Republik Armenia, Ratu Prajurit Armenia Ini Terkenal Karena Kecantikan dan Kesopanannya

Memilih opsi pertama bukanlah hal yang mudah dilakukan, karena ia tak boleh berhenti bermain piano hingga 22 jam.

Petugas SS itu akan ditembak ketika dia berhenti bermain piano.

Naluri bertahan hidupnya pun segera membuatnya mengambil pilihan pertama.

Tetapi, meski berhasil bertahan 22 jam, kekejaman Tentara Merah tak membuatnya lolos begitu saja.

Baca Juga: Hari Ini 131 Tahun Lalu Lahir Agatha Christie, Novelis Misteri Terlaris Dunia, Pernah Sekolah Perawat Ketika Perang Dunia Pertama

Dia memang terus bermain piano untuk tentara Tentara Merah yang menahannya di bawah todongan senjata selama lebih dari 22 jam tanpa gagal, setelah itu dia pingsan.

Dia mungkin berpikir bahwa dia telah menghibur 'tamunya' dan cukup untuk diselamatkan.

Tetapi, itu harapan yang percuma, karena akhir yang kejam kemudian menghampirinya.

Salah satu tentara Tentara Merah mendatanginya untuk mengucapkan selamat atas penampilannya, untuk kemudian menembaknya.

Baca Juga: Digadang-gadang Sebagai Orang Terkuat di China SetelahMao Zedong, MendadakXi Jinping TerancamDilengserkan dari Jabatannya, Rupanya Masalah Ini Jadi Pemicunya

Nasib seperti itu tak jarang dialami oleh banyak personel Wehrmacht -tentara reguler Angkatan Bersenjata Jerman- tetapi dijamin bagi para anggota SS.

Cabang elit tentara Jerman ini adalah salah satu yang paling dibenci oleh Soviet.

Itu berarti, siapa pun yang ditangkap Soviet yang berafiliasi dengan SS memiliki nasib buruk di depan mereka, seperti yang dialami prajurit SS dalam kisah tersebut.

Jerman terkenal akan kebrutalannya, tetapi rupanya ia pun mendapat perlakuan yang sama dari musuhnya.

Baca Juga: Temukan Benda-Benda Aneh di Dalam Perut Ikan Pria Ini Geram Dikira Sudah Ditipu Penjualnya, Namun Syok Setelah Tahu Benda-Benda Aneh Tersebut Berharga Milyaran

(*)

Artikel Terkait